Buleleng, Senin 20/5 (Atnews) - Bagi sebagian orang, "Ngiring" merupakan sebagai kelebihan di bidang niskala/ghaib.
Orang yang ngiring pada umumnya berprofesi sebagai balian atau dasaran. Mengenai Balian atau Dasaran memang keberadaannya diakui di Bali.
Seperti halnya yang dialami oleh Jero Jepun. Wanita yang bertempat di dusun Yehanakan Desa Banjarasem ini Sudah mendapat pawisik secara niskala dari tahun 2005, tetapi beliau sempat menolak karena masih dirasa belum siap.
"Saya pernah mengalami kesakitan selama 5 tahun, hingga akhirnya saya menyatakan siap ngiring" ungkap Jero Jepun.
Sudah banyak pasien yang disembuhkan oleh Jero Jepun. Ada juga yang datang dari luar pulau. Dirinya mengaku sama sekali tidak melakukan promosi atau mengatas namakan Balian selama ini.
Jero Jepun mengaku tidak mengetahui kenapa banyak orang yang datang untuk berobat. "Hanya saja setiap orang yang datang untuk berobat, atas paice/anugrah Ida Bhatara Sasuhunan semua penyakit pasti ada obatnya" ungkap Jero Jepun.
"Saya hanya perantara, masalah sembuh atau tidaknya semua atas kehendak Hyang Widhi" ungkap Jero Jepun kepada Atnews
Dalam pengobatannya, beliau lebih sering meminta izin dulu kepada Ida Bhatara Sesuhunan. Setelah itu meminta izin beliau mulai melakukan pengobatan dengan cara Memijat Pasien.
Dirinya juga tidak memakai syarat atau mematok nilai atau sesari dalam mengobati pasien, seiklasnya saja. Karena dirinya mengaku melakukan ini atas dasar "Ngayah".
"Masa orang sudah sungkan atau sakit harus dipatok sesari atau nilai, intinya sembuh dulu karena saya melakukan ini atas dasar Ngayah", tutup Jero Jepun. (yog/ika)