Denpasar, 23/5 (Atnews) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengharapkan mengaktifkan kembali keamanan yang berbasis kearifan lokal.
“Upaya itu dalam mencegah serta medeteksi sejak dini aksi radikalisme yang mengarah tindakan terorisme yang membahayakan kemanusiaan,” kata Kasi Partisipasi Masyarakat BNPT Setyo Pranowo di Denpasar, Kamis (23/5).
Hal itu disampaikan ketika Rembuk Aparatur Kelurahan dan Desa tentang Literasi Informasi Melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Bali, "Saring Sebelum Sharing" di Grand Palace Hotel Sanur.
Ia mengatakan, pendekatan dengan kearifan lokal memiliki peran strategis dan dekat dengan masyarakat seperti pecalang ataupun siskambling.
"Keamanan dengan kearifan lokal inilah yang akan mendeteksi orang-orang baru yang ada di lingkungan sekitar kita, sehingga mereka terpantau ataupun terdeteksi," ujarnya.
Sementara dalam acara FKPT yang diikuti Babhinsa, Bhabinkamtibmas dan aparatur desa ini, memberikan pemahaman tentang pola ancaman dan penyebaran terorisme.
"Kami juga mengajarkan kepada mereka tentang publik speaking, bagaimana berbicara mengungkapkan pendapat, disamping deteksi dini. Sehingga saat mereka di lapangan bisa lebih percaya diri," jelas Setyo Pranowo.
Sementara itu, Ketua Panitia Emanuel Dewata Oja (EDO) menambahkan, kegiatan ini juga untuk mengedukasi masyarakat agar mampu menjaring informasi yang ada di media sosial sebelum menyebarkan atau sharing.
"Dengan mengikuti kegiatan ini, saya harap Babinsa dan juga Bhabinkamtibmas yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, mampu menginformasikan dan juga mengedukasi masyarakat untuk bijak menggunakan media sosial," ujarnya.
Pada acara yang dibuka Asisten III Sekda Bali Wayan Suarjana, mengahadirkan narasumber dari Dewan Pers Yoseph Adi Prastyo. (ART/GAB/ika).