Denpasar, 27/5 (Atnews) - Ketua Kompartemen Kopi Speciality & Industri, Badan Pengurus Pusat (BPP) Asosiasi Eksportir Kopi Indonesi (AEKI) Moelyono Soesilo mengatakan harga kopi dunia anjlok.
“Anjloknya ini besar mempengaruhi ekspor kopi Indonesia,” kata Moelyono di Denpasar, Senin (27/5).
Indonesia memiliki kopi robusta, segitiga kopi dihasilkan dari Bengkulu, Sumsel, Lampung, Jawa, Bali, Flores.
Hal itu dipengaruhi oleh terjadinya panen raya di Brazil - Vietnam & Kolumbia pada tahun 2018.
Geliat produksi negara Brazil sebagai produsen kopi arabika No. 1 di dunia dan Vietnam produsen kopi Robusta terbesar yang sangat agresif, menjadikan tahun ini produksi menjadi sangat tinggi.
Ia sebagai pakar Kopi Indonesia menyatakan kopi Robusta mencapai harga terendah dalam 5 tahun dan kopi arabika mencapai terendah dalam kurun 15 tahun.
Hal tersebut merefleksikan suplai kopi berlimpah di pasar global, kelebihan pasok atau surplus. Jumlah produksi 114.6juta karung (data ICO) sedangkan konsumsi 109 juta karung.
Sementara, bulan Mei 2018, harga di level $1800/ton, saat ini hanya $1300/ton.
“Kita tidak bisa hitung kerugiannya karena harga kopi dunia berfluktuasi terus,” ungkapnya. (ART/ika).