Karangasem, 1/6 (Atnews) - Warga Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Agung Sebun dan Bukit Galah berjibaku dengan Tenatara Nasional Indonesia (TNI) - Polisi Republik Indonesia (Polri) merabat beton jalan rusak yang lama tidak diperbaiki.
Kerusakan itu sempat mengkhawatirkan warga setempat, padahal Gunung Agung masih level III dan bisa erupsi sewaktu-waktu.
Padahal jalan ini jalur evakuasi bila Gunung Agung mengalami erupsi.
Jalan yang sudah lama rusak parah ini sempat membuat warga harus ekstra hati-hati saat melintasinya.
"Lumayan bisa dirabat beton walau hanya sebagian kecil," kata Perbekel Sebudi Komang Tinggal di Karangasem, Jumat (31/5).
Sekarang jalan Desa Adat Sebun menuju Desa adat Bukit Galah, Sebudi, Selat, Karangasem baru 60 persen diperbaiki.
Akhirnya jalan tersebut mendapat perbaikan dengan menggunakan dana desa.
Pengerjaan jalan tersebut sudah dimulai sejak 20 hari lalu. Jalan sepanjang satu km tersebut di rabat beton dari sisi timur dekat Tukad Panti sampai sisi barat didekat jembatan yang menghubungkan Banjar adat Sebun.
Selain itu, jembatan yang ada di ujung Barat Desa Adat Bukit Galah yang sempat hanyut juga telah dilakukan perbaikan dengan dibantu BPBD dan PU Karangasem.
Jalan ini adalah jalur evakuasi warga asal Bukit Galah dan Yeh Kori kalau Gunung Agung terjadi erupsi. Karena jembatan Desa mereka hanyut, warga Bukit Galah sempat mengungsi hampir satu tahun.
Mereka tidak berani pulang karena jalan desa mereka rusak parah. Namun ini mereka telah tinggal lagi di kampungnya.
Hanya saja mereka was-was. Untunglah Perbekel Sebudi menganggarkan lewat dana desa untuk perbaikan jalan tersebut.
Walaupun jalan Bukit Galah sudah dirabat Beton namun jalan Sebun menuju Sukaluwih sepanjang 2 km masih rusak parah.
Sementara hari ini warga Bukit Galah dan Warga Sebun mendapat bantuan tenaga dari TNI untuk melanjutkan pengerjaan rabat beton tersebut.
Bahkan Dandim 1623 Karangasem Letkol Inf Bima Santosa ikut hadir dalam kesempatan itu.
"Ya kita hanya mesuport warga, semangat gotong royong mereka sangat tinggi," ujar Bima di damping Danramil Selat Kapten Inf Made Arjana.
Dandim bersama dengan Bendesa adat Bukit Galah I Putu Suyasa bersama Perbekel Sebudi, Nyoman Tinggal, Kawil Sebudi Putu Tangkas dan Kawil Sogra I Nyoman Muliarta sempat berjalan jalan sampai ke Tukad Panti di sisi timur Desa adat Bukit Galah. Di Tukad Panti sendiri belum di buat jembatan Permenan.
Jembatan tersebut cukup lebar, menggunakan dana desa tidak sanggup," ujar tinggal.
Sementara untuk dana rabat beton dianggarkan sebesar Rp 258 juta yang bersumber dari dana desa.
Dengan adanya jalan ini, warga diharapkan lebih tenang dan dapat melakukan aktifitas di desanya.
Selaian jalan warga Bukit Galah juga belum ada listrik dan air bersih. Untuk listrik sekalipun ada selama ini mereka nyantol atau numpang dari Dusun tetangga. Warga sangat berharap PLN bisa masuk ke desanya. Karena listrik juga merupakan kebutuhan pokok saat ini. (ART/ika)