Denpasar, 8/6 (Atnews) - Para petinggi Universitas Nasional Dong Hwa Taiwan, datang ke Bali untuk belajar tentang sistem subak. Mereka terdiri dari enam orang, dipimpin Dr. Ming-Chien Su, Wakil Dekan Kantor Hubungan Internasional universitas tersebut. Mereka diantar oleh Prof. Wayan Windia, selaku Ketua Puslit Subak Universitas Uadayana ke lapangan, agar tahu persis kondisi lapangan dan mekanisme kerja sistem subak di Bali.
Dr. Ming-Chien Su mengatakan bahwa tahun lalu, TV Taiwan meliput dan menyairkan sistem subak di Bali, dengan nara sumber Prof. WIndia. Oleh karenanya, mereka meminta kepada pihak travel, agar bisa dipertemukan dengan Prof. Windia, untuk meminta keterangan tentang subak.
Dikatakan bahwa dengan melihat subak di lapangan, maka mereka berharap dapat lebih cepat mengerti tentang sistem subak di Bali. Kalau mungkin mereka bisa menerapkan sistem subak di Taiwan. Bahwa di Taiwan, cukup banyak penduduknya yang hidup dari sektor pertanian. Namun petani di Taiwan umumnya sudah berumur. "Umur petani di Taiwan, rata-rata 56 tahun" katanya.
Hal itu hampir sama dengan umur petani di Bali dan di Indonesia pada umumnya. Di Taiwan juga banyak penduduk yang tidak suka bertani. Mereka lebih memilih tinggal dan bekerja di perkotaan.
Disebutkan juga bahwa dengan mengembangkan sektor agrowisata di kawasan subak, maka petani akan lebih suka bertani, karena bisa mendapatkan pendapatan tambahan dari sektor non pertanian. Mereka juga bisa menjual hasil pertaniannya langsung kepada konsumen. Diharapkan keuntungan petani akan bisa meningkat.
Mereka berharap dapat mengadakan penelitian tentang petani di Bali, dan bisa dibandingkan dengan sistem petani di Taiwan. Risetnya akan ditekankan pada aspek sosio-antropologis. " Saya berharap dapat menjalin kerjkasama riset dengan tim dari Univ. Udayana" katanya. Sebelum mereka datang ke Bali untuk melihat subak, mereka menanda-tangani MoU dengan ITS di Surabaya. (win/02)