Karangasem, 14/6 (Atnews) - Warga penghuni Desa Jungutan masuk dalam radius 12 km dari Gunung Agung atau dalam kawasan rawan bencana (KRB), memilih tetap bertahan di rumahnya walau erupsi Gunung Agung sewaktu waktu kerap terjadi.
K‎epala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan erupsi kemungkinan besar sering akan terjadi, tetapi semua masih di dalam radius yang direkomendasikan oleh badan geologi.
I Wayan Suryanti, pedagang yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) II ini tetap berjualan tanpa harus khawatir mengantisipasi erupsi yang sewaktu waktu terjadi dari Gunung Agung.
"Memang sudah biasa seperti ini, gak seperti awal awal erupsi" kata Suryanti dalam bahasa Bali ketika ditanya tentang hal tersebut.
Mereka yang Enggan Mengungsi di Tengah Ancaman Erupsi. Banyak warga di Desa Jungutan memilih bertahan walau Gunung Agung kerap terjadi erupsi.
Selain bertahan, aktivitas galian C di Desa Jungutan yang berlokasi di sebelah selatan Gunung Agung masih berjalan seperti biasa. Sejumlah truk berisi material pasir masih beraktivitas seperti biasa
Warga yang tinggal di zona bencana merasa aman dan tidak perlu melakukan pengungsian. Sebagian masyarakat menganggap bahwa erupsi Gunung Agung adalah peristiwa spiritual sehingga mereka memasrahkan diri sepenuhnya pada kekuasaan Tuhan.
Belum Ada Perluasan Zona Bahaya Erupsi Gunung Agung, Namun Pihak dari PVMBG berkali-kali telah mengimbau warga untuk turun dari lereng gunung karena berbahaya.
Aktivitas Gunung Agung saat ini berada dalam status level III Siaga, untuk potensi terjadinya erupsi masih ada hanya saja skala ancaman bahayanya masih berada di dalam radius yang direkomendasikan.
Segala bentuk aktivitas seismik dari Gunung Agung sudah terpantau dengan sangat baik, sehingga warga masyarakat yang berada di dalam radius yang direkomendasikan tidak usah khawatir namun tetap selalu meningkatkan kewaspadaan. (yog/02)