Denpasar, 18/6 (Atnews) - Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan Kota Denpasar I Gusti Ngurah Anom Mataram mengajak Yayasan Dvipantara Samskrtam melestarikan bahasa Sanskerta.
“Upaya itu untuk melestarikan Bahasa Bali yang merupakan sebagian besar yang berasal dari Sanskerta,” kata Anom di Denpasar, Selasa (18/6).
Hal itu disampaikan ketika pendidikan dan latihan (Diklat) Calon Guru Sanskerta (Siksakah Prasiksanavargah) berjumlah 32 orang di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Renon Denpasar selama 10 hari, mulai 18-27 Juni 2019.
Mereka akan dilibatkan dalam berbagai kegiatan mulai dari percakapan sehari-hari, yoga, membaca dan menulis, belajar Bhagavadgita, menyanyikan lagu, permainan seru dan mengasyikan, makan dan minum, semuanya dalam bahasa dan suasana Sanskerta.
Ia mengharapkan, kegiatan itu dapat melahirkan penerjemah-penerjemah Sanskerta, karena banyak sumber sastra kebudayaan Bali berbahasa tersebut.
Salah satunya peninggalan Prasasti Blanjong Sanur tahun 835 Caka bulan Phalguna menggunakan Bahasa Sanskerta yang mengisahkan seorang raja yang mempunyai kekuasaan di seluruh penjuru dunia beristana di keratin Singhadwala bernama Sri Kesari.
Untuk itu, acara itu sejalan dan implementasi Undang-undang (UU) Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan RI.
Oleh karena, bahasa merupakan salah satu ke-10 objek pemajuan kebudayaan.
Sementara itu, Ketua Yayasan Dvipantara Samskertam Acharya Premadas (Dr. I Wayan Gede Suacana, M.Si) menambahkan, pihaknya berfokus pada pengembangan nilai budaya luhur dan sastra nusantara melalui pembelajaran bahasa Sanskerta.
Yayasan Dvipantara Samskrtam berdiri sejak 19 September 2017 didukung 15 relawan pengajar Sanskerta.
Menurutnya ada banyak manfaat belajar sanskerta yakni (1) Bhāsāsu mukhyā madhurā
divyā gīrvaņabhāratī
Di antara bahasa, Bahasa Sanskerta yang sering juga disebut Bahasa Dewa adalah yang termanis, (2) Bahasa sanskerta merupakan kunci pengetahuan, baik Para Vidya (pengetahuan kerohanian/ Brahma Vidya) maupun Apara Vidya (pengetahuan keduniawian), (3) Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) telah membuktikan bahwa Bahasa sanskerta adalah bahasa paling pas untuk program komputer serta (4) Peminat sanskerta kini terus meningkat, ada 35 negara yg memberikan mata pelajaran sanskerta, 80 universitas bhs sanskerta, 110 pusat penelitian ilmiah yang mengkaji bahasa Sanskerta.
Sedangkan Purnakalika dan Pembina Yayasan Dvipantara Samskrtam Sumesh K. Soman Mahodaya dalam dharma wacananya optimistis teknik pembelajaran khas di Yayasan Dvipantara Samskrtam menjadikan bahasa sanskerta bukan lagi bahasa yg sulit, bahkan suatu saat nanti bahasa sanskerta akan bisa menjadi bahasa sehari-hari.
Bahkan jauh sebelumnya bahasa Sanskerta pernah menjadi bahasa di negara Bharata Varsa (India) dan Bharata Kanda (Asia Tenggara). (ART/02)