Karangasem, 26/6 (Atnews) - Patung I Gusti Ngurah Rai Tugu Pahlawan Tanah Aron Desa Bhuana Giri, Bebandem retak nyaris terpotong akibat gempa tanggal 5 Agustus 2018.
Namun belum mendapatkan penanganan dari Dinas Sosial (Dinsos), padahal hal semua itu sudah dilaporkan ke instansi terkait.
Dikhawatirkan membahayakan pengunjung yang datang ke tempat maupun ada gempa susulan.
Bagian yang retak ditunjukkan oleh Penjaga Tugu Pahlawan I Nyoman Putra ketika Media Atnews menyerahkan bingkisan kepada anak-anak pramuka SMPN N 3 Bebandem di Tugu Pahlawan Tanah Aron, daerah perjuangan I Gusti Ngurah Rai, Desa Bhuana Giri Bebandem, Karangasem.
Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka Bulan Pancasila dan Bung Karno yang melibatkan Bali Siddha, Niki Yogalaya Asrham, Gugus Kebangsaan Provinsi Bali (Monumen Perjuangan Bangsal, DH45 Provinsi Bali, GNNP Provinsi Bali dan Korps Menwa Indonesia Provinsi Bali), Veda Posana Ashram).
Disamping itu, penataan tempat museumnya juga kurang memadai, karena lampu penerangan tidak ada dan fasilitas pendukung kurang memadai dikhawatirkan lukisan yang ada cepat rusak.
"Hal itu dapat memicu mempercepat rusaknya infrastuktur yang sudah dibangun," kata petugas setempat.
Dalam musium itu terdapat gambar-gambar perjuangan kemenangan I Gusti Ngurah Rai melawan penjajah Belanda.
Tugu tersebut telah diresmikan oleh Bupati Karangasem I Wayan Geredeg setelah dilakukan renovasi, termasuk akses jalan sudah diperbaiki yang sebelumnya rusak total.
Bahkan masyarakat setempat dibangunkan embung untuk menampung air hujan digunakan pada musim kemarau di atas Tugu Pahlawan Tanah Aron.
Perang besar terjadi di Tanah Aron Desa Buana Giri Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem pada tanggal 7 Juli 1946 yang dimenangkan oleh pasukan Ciung Wanara pimpinan Letkol I Gusti Ngurah Rai, tonggak perjuangan tersebut.
Untuk itu, setiap tanggal 7 Juli digelar upacara penghormatan memperingati perjuangan tersebut.
Diceritakan, peperangan itu terjadi ketika Belanda ingin kembali menjajah Indonesia, NICA (Netherlands Indies Civil Administration).
Perlawan di Bali yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai karena situasi Bali yang semakin sulit, memutuskan mengadakan perjalanan menuju daerah Timur (long march) yang tujuannya mengalihkan perhatian musuh dan membangkitkan semangat masyarakat yang telah memudar.
Dalam perjalanannya pasukan I Gusti Ngurah Rai berkali-kali mendapatkan perlawanan. Pada tanggal 20 Juni 1946 pasukan tiba di Desa Pemuteran (Karangasem), ternyata pasukan Ngurah Rai diketahui keberadaanya oleh NICA sehingga terjadi pertempuran di desa Pemuteran.
Pada tanggal 6 Juli 1946 pasukan Ngurah Rai tiba di dusun Tanah Aron, sebuah dusun yg terletak di kaki Gunung Agung. Pada tanggal 7 Juli terjadi pertempuran hebat antara NICA dengan pasukan I Gusti Ngurah Rai.
Dalam pertempuran ini 82 orang pasukan NICA tewas sedangkan dipihak pejuang hanya 1 orang yg gugur yaitu I Soplog.
Dalam upaya mengenang, menghormati dan mengabadikan jasa-jasa para pejuang yg telah gugur sebagai pahlawan kusuma bangsa, maka pada tahun 1971 timbullah gagasan untuk mendirikan sebuah monumen perjuangan di Desa Buda Keling, yg sekarang mengalami pemekaran bernama Desa Bhuana Giri. (ART/02).