Denpasar, 15/7 (Atnews) - Wakapolda Bali Brigjen Pol. Drs. I Wayan Sunartha didampingi Dir. Samapta Polda Bali dan Dir. Binmas Polda Bali menerima kunjungan dari panitia festival Sri Jaganntha Ratha Yatra Nusantara 2019, yang bertempat di Ruang Tamu Pimpinan Polda Bali, Jumat (12/7) sekitar pukul 14.00 wita.
Kedatangan panitia festival Sri Jaganntha Ratha Yatra Nusantara 2019, bertujuan untuk membahas penyelenggaran festival Sri Jaganntha Ratha Yatra Nusantara 2019, dimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 13 sampai 14 Juli 2019, dengan mengambil tema "Melalui Festival Sri Jagannatha Ratha Yatra Nusantara 2019 Kita Berdoa Kepada Sri Jagannatha, Penguasa Alam Semesta, untuk Kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”.
Made Patra selaku panitia, mengatakan kegiatan digelar setiap tahun serta akan melibatkan seluruh Ashram Krishna yang ada di Bali, dengan simbol abstraknya penganut ajaran Krishna memuja dan memuliakan Tuhan sebagai wujud Krishna sebagai simbol maha pengasih. Penyelenggaraan festival Sri Jagannatha Ratha Yatra Nusantara bertujuan untuk memohon karunia penguasa alam semesta untuk persatuan, kedamaian dan kesejahteraan bangsa dan negara.
"Kalo di Bali kita punya Sang Hyang Jagatnatha, Jaganatha artinya penguasa alam semesta. Festival ini diadakan karena tidak semua orang dapat datang ke kuil sehingga setiap tahun sekali arca penguasa alam semesta yang kita puja diiring keluar untuk memberikan Darsan atau kesempatan kepada masyarakat luas ikut berdoa mohon karunia penguasa alam semesta untuk persatuan, kedamaian dan kesejahteraan bangsa dan negara,” terang Made Patra
Menanggapi hal tersebut, Wakapolda Bali mendukung kegiatan festival Sri Jaganntha Ratha Yatra Nusantara 2019, mejaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta dapat mengembangkan nilai-nilai luhur ajaran dan budaya Veda kepada seluruh umat Hindu di Indonesia sebagai pedoman hidup dalam mencapai tujuan pelaksanaan dharma.
Dengan kegiatan seperti ini kita tunjukan kepada daerah lain maupun dunia. Bali yang dikenal dengan pulau intoleransi, hidup berdampingan dengan agama, suku, ras, serta budaya yang berbeda. ini menunjukkan bahwa kita semua merupakan Bhinneka Tunggal Ika.” tutup Wakapolda Bali *