Bangli, 15/7 (Atnews) -- Kematian ikan di danau batur, Kintamani Bangli mengakibatkan para petani ikan di daerah itu gigit jari.
Pasalnya kematian ikan dalam jumlah yang benyak di duga akibat semburan belerang. Petani ikan mengalami kerugian hingga puluhan juta.
Fenomena semburan belerang
kembali terjadi di perairan Danau Batur, sejak beberapa hari lalu dan kini semakin meluas. Sebelumnya, semburan terjadi, di Desa Buahan namun tidak sampai ikannya mati.
Kini giliran ikan-ikan di Keramba Jaring Apung (KJA) milik petani ikan di Banjar Seked, Desa Batur Tengah yang mati akibat semburan belarang ini. Akibatnya, petani ikan di desa tersebut hanya pasrah melihat ikan-ikan yang sudah layak panen sekitar 2 ton mati didalam 2 lubang KJA.
Petani Ikan di Banjar Seked, Desa Batur, Kintamani, I Ketut Wania mengatakan, semburan belarang terjadi di wilayah Seked sejak dua hari lalu, dan hampir semua ikan yang berada di KJA miliknya mati.
"Ikan-ikan yang ada di dua lobang keramba yang belum sempat dipanen karena masih ada kesibukan upacara Dewa Yadnya semuanya mati. akibat fenomena semburan belarang ini," ungkap dia Senin(15/07).
Wania menambahkan, ikan-ikan yang mati mencapai 2 tonan. Sebab, ikan yang ada di masing-masing lubang semunya mati. Kata dia, di masing-masing lubang itu berisi sekitar 5000 ekor ikan. Jadi, sekarang dikalikan dua keramba yang ada, maka ikan yang mati mencapai tonan.
"Ikan-ikan yang memang sudah layak panen. Atas kondisi ini untuk saya sendiri mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. Sementara kalau dikalkulasikan secara menyeluruh kerugian mencapai 70 juta rupiah,apalagi saat ini harga ikan semakin bagus Rp 2.800, per kg sementara perekor beratnya 3-4 kg" ujarnya.
Namun, ikan ikan liar yang berada diluar keramba tidak ada yang mati. Saya pasrah dengan kondisi ini, karena semburan belerang merupakan fenomena alam baru pertama kali terjadi ditempat miliknya dan yang mengherankan kenapa terjadi ditempat saya saja” herannya.(Anggi/02)