Denpasar, 22/7 (Atnews) - Kepala Dinas Tanamna Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si mengantisipasi keterbatasan ketersediaan stok dan stabilisasi harga menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan di Denpasar, Senin (22/7).
Biasanya terjadi peningkatan harga-harga kebutuhan pangan pokok khususnya beras, cabe dan bawang, kini sudah mulai terjadi peningkatan harga khususnya cabe rawit.
Dengan berupaya meningkatkan produksi maupun melaksanakan pasar murah (Dinas Ketahanan Pangan).
Selian itu, pihaknya melakukan koordinasi untuk adanya pasokan dari luar Bali maupun operasi pasar (jika diperlukan) oleh Bulog.
Kenaikan harga itu, karena permintaan yang meningkat hampir satu setengah kali lipat, dilain pihak panen cabe di Bali pada Bulan Juli 2019 relatif terbatas.
Dari hasil pemantauan harga pasar, harga cabe rawit cukup signifikan kenaikannya yaitu Rp60.000,- s/d Rp 70.000,- per kg.
Sedangkan pada hari – hari biasa harganya pada kisaran Rp 20.000,- s/d 30.000,- per kg, sedangkan komoditi pangan pokok lainnya relatif stabil beras Rp 10.000,- s/d Rp 11.000,- per kg, bawang merah dan bawang putih Rp 30.000,- per kg.
Jumlah kebutuhan pangan pokok di Bali dengan jumlah penduduk 4,2 juta orang jika dibandingkan dengan produksi Bali sesungguhnya mencukupi, bahkan produksinya melebihi kecuali bawang putih.
Akan tetapi karena produksinya bersifat musiman maka kadang-kadang pada bulan – bulan tertentu terjadi kekurangan karena tidak musim panen.
Beras rata-rata produksi setahun 530.000 ton dengan rata-rata kebutuhan setahun 430.000 ton sehingga mengalami surplus 100.000 ton. Sedangkan bawang merah 18.000 ton/tahun (produksi), 17.000 ton/tahun (kebutuhan) dan surplus 10.000 ton/tahun.
Bawang putih 1.400 ton/tahun (produksi), 11.000 ton/tahun (kebutuhan) dan minus 9.500 ton/tahun. Cabe besar 22.000 ton/tahun (produksi), 8.500 ton/tahun (kebutuhan) dan surplus 13.500 ton/tahun. Cabe rawit 42.000 ton/tahun (produksi), 34.000 ton/tahun (kebutuhan) dan surplus 8.000 ton/tahun.
Khusus untuk cabe rawit yang akhir-akhir ini cukup melonjak harganya dikarenakan produksi pada bulan Juli ini yang relatif terbatas.
Produksi cabe rawit Bulan Juli 2019 diproyeksikan sebesar 296 ton, sedangkan kebutuhannya 840 ton.
Puncak panen cabe rawit di Bali terjadi pada Bulan Septemnber yang dapat mencapaiu 1.250 ton. (ART)