Buleleng, 24/7 (Atnews) - Umat Hindu di Bali hari ini merayakan hari Raya Galungan yang diperingati setiap 210 hari atau pada Buda Kliwon wuku dungulan pada kalender Bali. Hari Raya Galungan juga satu rangkaian dengan hari Raya Kuningan yang jatuh pada 10 hari setelahnya.
Bagi umat hindu, hari Raya Galungan memiliki makna sebagai hari kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (kejahatan).
Begitu pula dengan Keluarga besar Dadia Bendesa Manik Mas Putih Mayong di Dusun Yehanakan, Desa Banjarasem Kecamatan Seririt, Buleleng ini. Mereka berkumpul pagi ini (24/7) untuk melakukan persembahyangan di Pura Merajan Bendesa Manik Mas.
Di lokasi terpisah, ratusan umat hindu bergantian mengikuti persembahyangan bersama di Pura Jagatnatha yang ada Kecamatan Seririt. Mereka mengikuti persembahyangan di pura ini setelah selesai melaksanakan persembahyangan di rumah masing-masing.
Selanjutnya, mereka meminta tirta atau air suci dan gelang tridatu dari Pura Jagatnatha untuk selanjutnya digunakan untuk keperluan di rumah.
Salah satu pamedek Putu Devi mengatakan, "Setelah sembahyang tadi dapat gelang tridatu juga. Harapannya semoga damai, sehat selalu diberikan berkah," ujar Putu Devi
Hari Raya Galungan identik dengan penjor (bambu melengkung dihias dengan janur atau daun ental) yang dipasang di depan rumah warga. Tepatnya di sebelah kanan pintu gerbang. Penjor bermakna sebagai wujud syukur atas kemakmuran yang dilimpahkan oleh sang pencipta. Sehingga dalam penjor galungan ini juga dipasang berupa hasil bumi. Diantaranya adalah padi, kelapa, palawija dan sejumlah hasil bumi lainnya.
Secara umum Era berharap semua menjadi lebih baik. Baik secara kehidupan keluarga menjadi harmonis dan tentunya alam semesta juga menjadi damai. (yog/02)