Banner Bawah

Pasar Malam, Hiburan Mewah untuk Masyarakat Pedesaan

Atmadja - atnews

2019-07-29
Bagikan :
Dokumentasi dari - Pasar Malam, Hiburan Mewah untuk Masyarakat Pedesaan
Slider 1

Karangasem, 29/7 (Atnews) - Pasar malam nampaknya  menjadi ajang warga untuk menikmati segala keseruan, permainan, keramaian hingga aneka dagangan tersedia.
Pasar malam menawarkan kemeriahan dengan berbagai macam permainan mulai dari bianglala, kora-kora dan kereta-keretaan yang berhias lampu warna-warni. Tak kalah dibandingkan wahana semacam di Dunia Fantasi.
Seperti terlihat saat pasar malam digelar di sebuah tanah lapang di Desa Culik Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem. Aneka permainan dan jajanan yang ada di sana diserbu warga yang datang dari berbagai desa.
Antusiasme warga yang tinggi membuat pasar malam terus eksis. Penyedia fasilitas memanfaatkan ini untuk bisnis. Mereka bergerak dari satu kawasan ke kawasan lain menghadirkan pasar malam untuk masyarakat.
Ismail (57) misalnya. Pria asal Jawa Timur ini rela menghabiskan kocek ratusan juta rupiah untuk bisa membuat hiburan pasar malam. "Saya sudah usaha ini dari tahun 2004 Silam. Untuk membuat pasar malam dengan 7 wahana seperti ini bisa habis sekitar Rp 200 jutaan," kata Ismail saat ditemui Atnews di Desa Culik, Minggu Malam (29/7).
Berbagai wahana yang dimilikinya itu tidak serta merta dibuat sendiri, melainkan dibeli dari produsen di Jawa. Ismail hanya mengelolanya dengan cara berpindah-pindah tempat di Bali. Dia mengincar Desa desa yang dinilai ramai dan mampu menarik perhatian warganya. Dia tidak mematok tiket masuk untuk dapat menikmati pasar malam miliknya.
Ismail dapat meraup keuntungan hingga Rp60 juta hanya dalam satu malam, jika pengunjungnya ramai. "Itu pernah sekali, pas momen Manis Galungan 6 bulan yang lalu. Tapi pernah juga tidak ada yang datang sama sekali, biasanya musim hujan sepi pengunjung," ungkapnya.
Tak jarang, sepinya pengunjung membuat dirinya terpaksa menanggung rugi untuk membayar perawatan wahana yang mencapai jutaan rupiah. Dia pun menyiasatinya dengan mencari pemodal untuk menutupi kerugiannya itu, dengan cara menyewakan lahan untuk jualan di pasar malam miliknya."Jadi nanti sistemnya bagi hasil. Ya ibaratnya hutang lah," ungkapnya.
Sebelum menggelar pasar malam, Ismail biasanya mengajukan izin keramaian dulu ke kepolisian, pihak lingkungan setempat dan warga. Kemudian membayar sewa lahan selama pertunjukan.
Ismail menyebut untuk menyewa lahan ke pemilik dirinya merogoh kocek mulai dari satu juta hingga tiga juta per minggu. Sementara, perizinan menghabiskan sekitar empat juta rupiah. "Ya cukup mudahlah, yang penting izin ke lingkungan sama pihak keamanan setempat. Nanti kita ajukannya izin keramaian ke pihak kepolisian," terang Ismail.
Sedangkan Mirah (18) salah satu pengunjung mengungkapkan bahwa, merasa terhibur dengan adanya pasar malam ini. "Jadi kita gak perlu jauh jauh lagi untuk mencari hiburan, karena disini jarang sekali ada hiburan seperti ini", ungkapnya. (Ayu)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Turis Tiongkok Berkurang ke Bali pada Imlek 2019

Terpopuler

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

ADVERTISING JAGIR
Official Youtube Channel

#Atnews #Jagir #SegerDumunTunas

ADVERTISING JAGIR Official Youtube Channel #Atnews #Jagir #SegerDumunTunas

Desa Wisata Pemuteran, Mengenang Sang Perintis AA Prana (alm) Seorang Social Entrepreuner

Desa Wisata Pemuteran, Mengenang Sang Perintis AA Prana (alm) Seorang Social Entrepreuner

Kenapa Umat Hindu Etnis Indonesia Tak Merayakan Diwali?

Kenapa Umat Hindu Etnis Indonesia Tak Merayakan Diwali?

Gandhi Jayanthi, Tujuh Dosa Sosial, Ekspresi Masyarakat di Titik Nadir Etika dan Moralitas

Gandhi Jayanthi, Tujuh Dosa Sosial, Ekspresi Masyarakat di Titik Nadir Etika dan Moralitas