Banner Bawah

Menetasnya Anak Garuda, Harapan Populasi Sang Lambang Negara Bertambah Terus

Atmadja - atnews

2019-08-01
Bagikan :
Dokumentasi dari - Menetasnya Anak Garuda, Harapan Populasi Sang Lambang Negara Bertambah Terus
Slider 1

Jawa Barat, 1/8 (Atnews) - Kabar gembira terkait Elang Jawa kembali datang dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Jawa Barat.
Pengelola TNGGP kembali menemukan keberadaan burung yang dikenal sebagai garuda, yang menjadi lambang negara Indonesia. Burung yang juga dijuluki sebagai penguasa langit jawa itu terdeteksi tim monitoring elang jawa di dalam kawasan Gunung Gede Pangrango, Senin (1/8).
Humas TNGGP Ade Bagja Hidayat mengatakan, sejauh ini tim berhasil menemukan dua sarang elang jawa. Keberadaannya masih terpantau baik hingga saat ini. “Lokasi (sarang) baru ini berhasil ditemukan saat tim melakukan pengecekan air,” ungkap Ade.
Dikutip dari laman National Geographic saat ini populasi burung yang secara umum dikenal sebagai elang jawa (Nisaetus bartelsi) tersebut terus menurun bahkan dianggap pada risiko tinggi untuk alami kepunahan.
Data dari Taman Safari Indonesia juga menyebutkan per 29 Maret 2019 menunjukkan bahwa populasi elang jawa kini tinggal 300 sampai 500 ekor saja. 
Pengembangbiakan pun pada akhirnya menjadi perhatian utama dari burung yang dikenal sebagai penguasa langit jawa tersebut. Meski memiliki status sebagai lambang negara Indonesia, status burung garuda justru semakin mengkawatirkan.
Sedangkan Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) sendiri memang masih menjadi ‘ rumah’ nyaman bagi elang jawa, salah satu satwa endemik Jawa kebanggaan Indonesia yang diidentikkan dengan lambang Negara Indonesia, Burung Garuda.
Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya sarang baru burung pemangsa yang berstatus terancam punah dan paling dilindungi di dalam kawasan TNGGP tersebut.
Tim monitoring elang jawa TNGGP, yang terdiri atas Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan, Fungsional Polisi Hutan, Fungsional Penyuluh Kehutanan dan masyarakat mitra Polhut dapat mengabadikan induk elang bersama anaknya, yang tengah memberi makan di dalam sarang tersebut.
Keberadaan elang jawa bersama jenis satwa dilindungi lainnya merupakan nilai penting mengapa kawasan Gede Pangrango perlu tetap dipertahankan sebagai hutan konservasi.
“Oleh karena itu, perlu peran serta semua pihak untuk tetap menjaga kelestarian kawasan konservasi TNGGP ini agar menjadi rumah nyaman elang jawa dan tentunya jenis satwa yang dilindungi lainnya,” ungkap Ade. (Yog/National Geographic/02)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Wagub Cok Ace Pimpin Rapat Persiapan Rangkaian Upacara  di Pura  Agung Besakih 

Terpopuler

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

POM MIGO KAORI

POM MIGO KAORI

Gandhi Jayanthi, Tujuh Dosa Sosial, Ekspresi Masyarakat di Titik Nadir Etika dan Moralitas

Gandhi Jayanthi, Tujuh Dosa Sosial, Ekspresi Masyarakat di Titik Nadir Etika dan Moralitas

Perlindungan Sapi, Selamatkan Lingkungan

Perlindungan Sapi, Selamatkan Lingkungan

Pemuliaan Sapi, Pendekatan Teologi, Bukti Empirik dari Pendekatan Induktif

Pemuliaan Sapi, Pendekatan Teologi, Bukti Empirik dari Pendekatan Induktif