Banner Bawah

Sraddha Kriya Persembahkan Prasadam Selamatkan Leluhur

Atmadja - atnews

2019-08-01
Bagikan :
Dokumentasi dari - Sraddha Kriya Persembahkan Prasadam Selamatkan Leluhur
Slider 1

Denpasar, 1/8 (Atnews) - Hotri I Made Sukarta, S.Ag (Sukadeva Dasa) mengatakan, persembahan  Prasadam (apabila makanan yang telah dipersembahkan kepada Visnu) kepada leluhur.
Upaya itu dapat menyelamatkan seseorang dari segala jenis perbuatan yang berdosa. 
Kadang-kadang para leluhur menderita karena berbagai jenis reaksi dosa, dan kadang-kadang beberapa di antaranya tidak dapat memperoleh badan material yang berwujud sehingga mereka terpaksa hidup dengan badan halus sebagai hantu. 
Hal itu disampaikan ketika Sraddha Kriya di Asrham Sri Sri Jaganath Gauangga Denpasar.
Dengan prasadam yang dipersembahkan kepada leluhur oleh anggota keluarganya, maka para leluhurnya akan dibebaskan dari kehidupan sebagai hantu atau jenis-jenis kehidupan sengsara lainnya. 
Menurut aturan dan peraturan kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala, makanan dan minuman perlu dipersembahkan secara teratur kepada leluhur keluarga. 
Persembahan tersebut dilakukan dengan cara sembahyang kepada Visnu, sebab mencicipi sisa makanan yang sudah dipersembahkan kepada Visnu terlebih dahulu.
Dalam penjelasan Sri Vishnu pada Garuda dalam kitab suci Veda Garuda Purana setiap orang yang akan meninggal didatangi oleh dua sosok Yamaduta (utusan Bhatara Yama).
Mereka menyeret sang roh keluar dari badan kasarnya, kadang diikat hidungnya dengan tali sakti dan ditarik bagai menarik monyet. 
Perlakuan itu pada yang banyak dosa, sedangkan yang lebih sedikit dosanya, Yamaduta kadang nampak seperti keluarga yang telah meninggal.
“Sehingga kita rela keluar dari badan mengikuti Yamaduta yg menyamar itu,” ujarnya. 
Setelah keluar dari badan alias  mati sang atma yang dibungkus badan halus yang disebut sang roh berukuran sebesar ibu jari.
Setelah itu, roh dibiarkan gentayangan dalam pengawasan Yamaduta selama 10 hari di sekitar rumahnya untuk dikasi kesempatan memperbaiki dosa-dosanya melalui ritual yang akan dilakukan oleh sanak keluarganya. 
Disinilah pentingnya peran keluarga untuk membantu  yang telah meninggal. 
Bila putranya bisa melakukan upacara sesuai kitab suci dan Dewa Yama puas maka hukumannya diringankan bahkan tidak jadi dihukum. 
Selama 10 hari keluarganya melakukan sraddha, persembahan sesajen pada leluhur, untuk membentuk badan baru bagi sang roh agar mengurangi hukumannya nanti. 
Hari kesebelas atau 12 (ngerorasin) ada persembahan sesajen yang sangat menentukan nasib sang roh. Keluarga yang berhak melakukan upacara ini untuk leluhurnya adalah, putra, istri, suami, saudara laki, putra saudara laki, cucu laki.
Bila tidak punya sanak saudara bisa teman dekat atau guru keluarga, sedangkan wanita tidak bersuami meninggal yang melakukan, ayahnya, kakek. 
Ayah tidak boleh melakukan untuk putranya.
Sementara bayi sampai umur 27 bulan meninggal hanya dikubur saja, lewat dari umur itu dibakar. 
Bila yang meninggal hamsa, paramhamsa, kuticaka, bahudaka (ini berbagai sannyasi) maka disemadikan/dikubur.
Dikatakan juga, bila tdk ada upacara pada leluhur dari hari pertama sampai ke -12, disinilah leluhur itu sedih, marah dan kecewa.
Namun Dewa Yama masih memberikan kesempatan pada hari tilem, purnama, 6 bulan atau 1 tahunnya. 
Hari ke-13 Yamaduta datang menyeret sang roh menuju pangadilan Dewa Yama, yang jauhnya 1.032.000 km dari Bhumi. 
Perjalanan selama 348 hari, dijalankan penuh siksaan, panas, dicampuk, dipukul, diperlihatkan sanak keluarganya yang tidak perduli pada sang roh, ini belum dijatuhi hukuman neraka sudah disiksa. 
Kadang Yamaduta kasihan juga sehingga dia bilang, “Kami hanya bertugas menghukum pendosa, hanya Tuhan Sri Hari yang bisa mengampuni kalian”. 
Sampai di Yamaloka, diajak keliling dulu melihat 84 juta wilayah neraka, mungkin survei dulu yang baru tiba dipengadilan Yamadewa. 
Disana sudah ada sang Suratma atau Citragupta, ada para Sravana, putra-putra Dewa Brahma sehingga saksi-saksi atas perbuatan.
Mereka semua penegak keadilan yang tidak pernah salah dan antisuap setelah menimbang dan memutuskan maka roh siap dihukum diberbagai neraka selama waktu tertentu sesuai karmanya dan akan lahir jadi apa juga sudah ditentukan.
Sesajen untuk leluhur sesuai dengan Matsya Purana 17.30 dan 36: sesajen terbuat dari ghee, susu, gula, madu nasi dan kacang tanah memuaskan para leluhur. (ART/02)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Kerajinan Ketak Desa Darmaji, Diekspor Sampai ke Negeri Tetangga

Terpopuler

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Undangan

Undangan

Gubernur Bali: Yayasan Kebaktian Proklamasi Harus Mampu Bangun Generasi Muda Bersaing Global

Gubernur Bali: Yayasan Kebaktian Proklamasi Harus Mampu Bangun Generasi Muda Bersaing Global

DPN PERADI SAI Mengangkat 64 Calon Advokat di Pengadilan Tinggi Denpasar, Diharapkan Advokat Baru Kuasi Teknologi

DPN PERADI SAI Mengangkat 64 Calon Advokat di Pengadilan Tinggi Denpasar, Diharapkan Advokat Baru Kuasi Teknologi

Danantara Dukung Pembanguan Waste to Energy di Bali, KMHDI Bali: Harus Lulus Uji Emisi

Danantara Dukung Pembanguan Waste to Energy di Bali, KMHDI Bali: Harus Lulus Uji Emisi