Gianyar 6/8 ( Atnews ). Sejak diluncurkan 2015 lalu, keberadaan Salon Desa sudah menunjukkan eksistensinya di tengah masyarakat, dengan terbukti mampu menyumbang pendapatan desa bersinergi dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
“Atas arahan Ketua TP. PKK , hari ini kita melakukan evaluasi sekaligus memotivasi untuk yang kurang aktif agar lebih aktif lagi,” ucap Ny.Bintari Suradnya selaku Ketua Pokja II, TP.PKK saat melakukan evaluasi terhadap empat Salon Desa.
Ke empat salon desa yang di evaluasi yakni, desa Lodtunduh, Bresela, Batubulan dan salon desa Tulikup.
Kata Ny. Suradnya, sebanyak 59 Desa sudah memiliki Salon Desa. Namun yang aktif hanya 22 salon desa. Sedangkan beberapa desa , tidak mengajukan permohonan karena alasan ketidaktersediaan tempat dan tenaga pengelola.
Ketua TP PKK Gianyar, Ny. Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra pada kesempatan lainnya mengatakan, evaluasi dilakukan untuk mendata salon desa yang ada, sekaligus mencari tahu kendala yang ada selama ini.
"Kepada 22 salon desa yang sudah aktif, akan diberikan pelatihan agar memiliki uji kompetensi siap untuk bersaing sehat dengan salon-salon lainnya," ungkap Ny. Mahayastra. Sedangkan, salon desa yang belum dikelola dengan baik, akan tetap diberikan pembinaan serta motivasi agar bisa lebih aktif lagi.
Ni Wayan Subekti, pengelola Salon Desa Bresela mengatakan, salon desa yang dikelolanya dilakukan secara profesional di bawah naungan Bumdes. Sehingga dari modal, tidak ada kendala. Sehingga tahun 2018 mendapatkan keuntungan Rp 45 juta.
"Oktober 2018, kita dibantu Bumdes untuk biaya operasional. Sedangkan , mulai November, kita bebankan di unit usaha salon desa, sehingga tidak membebani Bumdes lagi,” imbuh Wayan Subekti. (Mur/02)