Bangli, 8/8 (Atnews) -- Diduga terdampak cuaca akstreem membuat cabai makin langka di pasaran. Karenanya, menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha, harga cabai di sejumlah pasar di Kabupaten Bangli harganya meroket hingga menembus angka Rp 100 ribu per kilo.
Ni Nyoman Sekar salah seorang ibu rumah tangga di Pasar Singamandawa, Rabu (07/08/2019) mengatakan dirinya sejak beberapa hari lalu sempat kesulitan untuk mendapatkan cabai khususnya jenis cabe rawit. Namun, kemarin tersedia di pasaran, harganya sangat mahal hingga menembus Rp 100 ribu perkilo. “Harga cabai belakangan ini sangat mahal, jadi kita terpaksa mengirit untuk penggunaan cabai,”ujarnya.
Sebut wanita asal Kintamani itu, tanda-tanda harga cabai akan terus melonjak sesungguhnya sudah terlihat sejak beberapa hari belakangan ini, tepatnya usai Hari Raya Kuningan. Saat itu harga cabai mencapai Rp. 75 ribu per kilo di tingkat petani.
Mulanya banyak konsumen menduga jika naiknya harga cabe saat ini gara-gara banyak petani cabe yang belum panen lantaran sedang merayakan Kuningan. “Ternyata harga cabai sampai sekarang tetap mahal,”sebutnya.
Ketut Nar salah seorang pedagang menyebutkan dirinya terpaksa menjual cabe dengan harga yang tinggi lantaran membeli dari petani dan pengepul juga sangat tinggi. Belum diketahui penyebab seretnya pasokan cabe ke pasaran yang diperkirakan memicu terjadinya lonjakan harga.
“Meroketnya harga cabe di Pasar menyebabkan banyak petani yang panen buah cabe yang masih hijau. Kondisi ini menyebabkan kualitasnya kurang maksimal, sehingga salah satu cara yang ditempuh oleh pedagang adalah mencampur cabe merah dengan yang masih hijau,”katanya.(Anggi/*)