Ketika aku coba sapu bersih sisa sisa logika
Ketika nalar kulempar jauh dipangkuan cahaya
Ketika bergetar mulutku dalam tanya memanggil namamu big brother Frans Bambang Siswanto
Ketika perih hatiku kucumbu tanpa batas
Kutaklukkan rasa gamang yg mulai mengeriput terhimpit sedih maha dahsyat
Kugenggam erat makna pergeseran nalar dan fakta
Diujung sengal nafas terakhir
Lepas....
Kubasuh perlahan kelopak mata bathinku dengan embun pagi
Mataku nanar perih bak tergores sembilu
Tak terucapkan dengan kata apapun
Terasa gagu dan kelu
Dan ketika gigih kutumpah ruahkan
Semangatku yg berkacak mulai berserak
Kukunyah sunyi yang mulai beku membatu
Kurobek rayuan gemerlap
Kubanting kesadaranku dengan sadar sesadarnya
Tuk segera berlabuh dlm kepastian dirimu pulang keasal bukan karna salah oprasi
Kutapaki satu persatu kelok diskusi bernas bertahun tahun bersamamu
Kupahat sekeras kerasnya tajam kritik dan saranmu
Kususun rapi jali landasan pikir terang benderang darimu yg utuh
Keyakinan NASIONALISME tertinggimu
Wahai Seniorku Frans Bambang Siswanto
Disini batas sorga neraka terpotret berwarna cerah
Tembus pandang
Dan....
Akan bergema puja puji untukmu dari beribu mulut tulus
Kepadamu wahai seniorku
Sahabatku yg baik hati
Frans Bambang Siswanto
Sekarang Sang TUNGGAL sudah mengembalikan unsur tubuh dan rohmu Frans Bambang Siswanto
Kembali ke asal muasal dari mana dirimu ditakdirkan
Dijemput Kereta Kencana
Milik Sang TUNGGAL bergerak pasti menuju langit ketujuh...
Denpasar,9 Agustus 2019
Dari Sahabatmu
I Komang Gde Subudi