Denpasar, 19/8 (Atnews) - Ketua Umum Nawa Cita Pariwisata Indonesia (NCPI) Dr Gusti Kade Sutawa mengharapkan Duta Besar India untuk Indonesia dan Timor Leste Pradeep Kumar Rawat mendorong investor India agar mau menanamkan modalnya di Indonesia khususnya Pulau Dewata.
“Investasi dapat memberikan multiplayer efek yang besar dalam mensejahterakan masyarakat,” kata Kade Sutawa yang juga Wakil Presiden World Hindu Parisad (WHP) di Denpasar, Senin (19/8).
Hal itu disampaikan ketika Presiden WHP I Made Mangku Pastika menerima Duta Besar India untuk Indonesia dan Timor-Leste, Pradeep Kumar Rawat, Konsul Jenderal India Bali, R. O. Sunil Babu.
Menurutnya, investasi dapat diarahkan pada pembangunan bidang pariwisata spiritual dan budaya yang memiliki konsep universal bernafaskan Hindu.
Upaya itu dapat mewujudkan ikon baru pariwisata sehingga mampu menarik wisatawan dunia datang ke Bali.
Dengan hal itu, pihaknya optimis industri pariwisata Indonesia dapat bersaing dan berkelanjutan di tengah persaingan yang semakin ketat.
Langkah itu juga, dapat menepis adanya kesan destinasi wisata Indonesia yang mengandalkan Bali bersifat monoton.
Untuk itu, Indonesia agar dapat membangun sebuah karya sebagai pusat kebudayaan seperti Akshardam Temple di India dan dibangun Los Angeles AS.
Akshardam Temple dipadati oleh pengunjung dari seluruh dunia, apabila hal itu dapat dibangun di Indonesia optimis target kunjungan wisatawan dapat terwujud.
Disamping itu, India dinilai memiliki kualifikasi sebagai investor yang tetap disamping kuat secara finansial tetapi handal pula sisi teknologi.
Oleh karena, investor India banyak menanamkan modalnya di negara-negara maju seperti Singapura, Dubai dan Amerika Serikat.
Sementara itu, Duta Besar India untuk Indonesia dan Timor Leste Pradeep Kumar Rawat akan mendukung rencana pembangunan Akshardam Temple.
Pembangunan dapat meningkatkan hubungan India dengan daerah Bali.
Untuk itu, pihaknya mengundang Gubernur Wayan Koster, Presiden WHP Made Mangku Pastika sebagai tamu kehormatan pada pelaksanaan festival festival lampu pada bulan Oktober 2019 mendatang.
Festival tersebut, menurut Pradeep berhubungan dengan epos Ramayana, epos yang juga dekat dengan masyarakat Bali. (ART/02)