SINGARAJA 23/8 (Atnews) - Sebagai soko guru perekonomian ekonomi kerakyatan, Koperasi mengalami berbagai tantangan di era digital saat ini. Koperasi diharapkan terus berbenah, beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi. Koperasi juga didorong bisa mengembangkan produk atau jasa kreatif sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
Digitalisasi menjadi penanda bahwa saat ini koperasi mengalami tantangan. Cara lama dan konvensional tak lagi relevan. Koperasi butuh sentuhan digital, kata Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi (Prodi Ilkom) STAHN Mpu Kuturan Singaraja I Made Bagus Andi Purnomo, M.Pd., disela program pengabdian masyarakat COMM Talk & Creatif yang bertajuk. Paradigma Baru Komunikasi Bisnis Koperasi di Era Digital Kamis (22/8) di Aula Dekopinda Kabupaten Buleleng, di Singaraja.
Acara yang dihadiri oleh para pengurus dan pegawai Koperasi se-Kabupaten Buleleng tersebut, tambah Andi Purnomo sebagai bentuk dan komitmen kelembagaanya untuk meliterasi para pelaku koperasi bahwa pentingnya Koperasi Go Digital.
Wajah koperasi harus di branding ulang. Harus direvolusi dan terkoneksi dengan masyarakat secara online, tambahnya.
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Buleleng Drs Dewa Made Sudiarta mengapresiasi langkah dan upaya yang dilakukan oleh Prodi Ilkom STAHN Mpu Kuturan dalam memberikan edukasi dan pemahaman pelaku koperasi khususnya para pengurus koperasi. Menurutnya, era digital telah mengubah segala model dan pola jenis usaha terutama kelembagaan keuangan saat ini.
Pihaknya mengungkapkan , setidaknya 70 % koperasi di Panji Sakti tergolong sehat. Selebihnya dalam kondisi sakit. Ia meyakini hal tersebut selain dipengaruhi oleh manajemen yang belum kuat juga karena ketidaksiapan koperasi dalam menghdapi tantangan digital dan pesaing yang lebih gesit.
Harus diakui koperasi masih gagap dalam menghadapi semua tantangan digitalisasi. Perlu pelatihan yang serius jika ingin Koperasi di Buleleng berjaya. Kuncinya ada pada kolaborasi semua pihak, khususnya dengan lembaga pendidikan, ucapnya.
Untuk mendukung program Koperasi Digital, pihaknya mengaku siap bekerjasama dengan Prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan. Setelah berdiskusi dan bertukar pikiran, pihaknya mengakui konsep dan pemikiran para akademisi dan tangan dinhim praktisi bidang digital harus digandeng.
Dalam waktu dekat, kami ingin jajaki secara serius bekerjasama dengan Prodi Komunikasi STAHN Mpu Kuturan. Acara hari ini jadi pintu masuk untuk menyamakan persepsi dan pandangan untuk memajukan perkoperasian di Bali Utara, tegasnya.
Untuk mengedukasi para pengurus koperasi, hadir sebagai narasumber yakni Staf Pengajar Ilkom STAHN Mpu Kuturan Singaraja I Komang Agus Widiantara, M.I.Kom. Ia menegaskan SDM menjadi kunci agar koperasi bisa naik kelas dan tidak dipandang sebelah mata. Menurutnya perkembagan lembaga keuangan saat ini tidak sekadar latah go digital. Namun secara serius menggarap pasar yang lebih luas dengan memaksimalkan potensi teknologi.
Tiga kunci dasar agar koperasi bisa bersaing dengan lembaga keuangan lainnya adalah mindset, skill dan eksekusi. Kalau mindset pengurus koperasi sudah terbuka dengan dunia digital, harapkan kita mereka bisa update skill melalui pendidikan, pelatihan-pelatihan intensif sehingga keberadaan koperasi bisa berlari kencang, paparnya.
Lebih jauh, pengajar yang juga praktisi digital marketing tersebut menilai tantangan terbesar koperasi adalah kehadiran financial technologi (Fibtech) yang sangat masif melakukan edukasi dan kemudahan mengakses pendanaan kepada masyarakat dengan sentuhan jari. Belum lagi masifnya start-up yang memberikan layanan bervariatif tidak sebatas simpan, pinjam dan investasi.namun merambah pada pembayaran dari yang dalam kehidupan sehari-hari. Seperti listrik, pembelian paket internet, serta BPJS. Koperasi harus bisa menyiapkan itu untuk semua kebutuhan masyarakat yang serba terintegrasi, tutupnya.***