Denpasar, 8/9 (Atnews) - Semua pihak mengakui telah terjadi masalah lingkungan di sekitar area penumpukan material pengerukan pelabuhan Benoa, Bali yang menimbulkan dampak berupa penyebaran sedimen ke luar area Dumping Site 2. Sehingga mengakibatkan matinya tanaman mangrove disekitar kawasan tersebut,
Guna menangani masalah tersebut, PT Pelindo III diminta tidak akan melanjutkan perluasan, bahkan menata, memitigasi dampak, dan merestorasi kondisi lingkungan di kawasan dan perairan pelabuhan Benoa,
Deputi Infrastruktur Kemenko Maritim, Ridwan Djamaluddin, Sabtu, (7/9) di Denpasar, menyampaikan hal itu sebagai hasil rapat koordinasi penanganan masalah pengembangan pelabuhan Benoa, Bali.
Hasil rapat lainnya meminta PT. Pelindo III bersama-sama dengan KSOP Benoa meninjau kembali dokumen Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Benoa yang berlaku saat ini, dan mengusulkan rencana terinci dengan mperhatikan RIP yang berlaku, kondisi saat ini, dan arahan Gubernur Bali.
Dalam rapat koordinasi itu juga diminta Pemerintah melalui Kemenko Maritim membentuk Tim Koordinasi pemantauan yang terdiri dari para pejabat dan pakar dari Kementerian, Lembaga, Pemerintah daerah dan perguruan tinggi guna mengumpulkan data dan informasi terkait masalah tersebut. (Agus/02)