Banner Bawah

Lestarikan Bahasa Ibu, WHP Gelar Lomba Bercerita dalam Bahasa Sanskerta

Atmadja - atnews

2019-09-09
Bagikan :
Dokumentasi dari - Lestarikan Bahasa Ibu, WHP Gelar Lomba Bercerita dalam Bahasa Sanskerta
Slider 1

Denpasar, 9/9 (Atnews) - World Hindu Parisad  menggelar Lomba Bercerita dalam Bahasa Sanskerta di Taman Budaya Art Centre Denpasar, Sabtu (14/9).
Dengan kategori lomba anak-anak, remaja dan pemuda untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya generasi muda pada upaya pelestarian Sastra dan Bahasa Sanskerta.  
“Meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya generasi muda pada Sastra dan Bahasa Sanskerta melalui Lomba Bercerita,” tegas Ketua Panitia World Hindu Wisdom Meet (WHWM) 2019 Dwija Swastana di Denpasar, Minggu (8/9).
Dijelaskan Sanskerta secara etimologis berarti ‘berbudaya“, “lengkap,” dan “sempurna,”. 
Bahasa Sanskerta merupakan bahasa tertua yang ada di dunia, tulisannya dikenal dengan huruf Devanagari. 
Sanskerta merupakan ibu dari semua bahasa yang ada di dunia. 
Hampir semua ilmu pengetahuan penting termuat dalam sastra-sastra kuno menggunakan bahasa sanskerta, seperti: Ilmu Politik/ Artha Sastra, Ilmu Pengobatan/ Ayur Veda, Antariksa dan Perbintangan/ Jyotisa.
Bahasa Sanskerta adalah bahasa yang digunakan dalam kitab suci agama Hindu, Buddha, dan Jainisme dan salah satu dari 23 bahasa resmi India. Bahasa Sanskerta juga merupakan bahasa liturgi atau bahasa yang selalu digunakan dalam kegiatan pemujaan. Bahasa ini muncul dalam bentuk pra-klasik sebagai bahasa Veda.
Begitu juga, pada Ceramah Sir William Jones, untuk Asiatick Society of Bengal di Calcutta, 2 Februari 1786, menegaskan bahwa Bahasa Sanskerta, memiliki struktur yang menakjubkan. 
Lebih sempurna daripada bahasa Yunani serta lebih luas daripada bahasa Latin.
Hasil penelitian pada 110 pusat penelitian ilmiah membuktikan bahasa Sanskerta dinilai paling pas untuk pemrograman komputer, sebagai bahasa sempurna  tanpa kesalahan dan satu-satunya bahasa yang mampu diprogram untuk komunikasi manusia dengan mesin, sebagaimana telah dibuktikan pemanfaatannya oleh NASA.  
Saat ini ada 80 universitas di dunia telah mengajarkan bahasa Sanskerta.
Bahasa Sanskerta dibawa ke Nusantara sekitar abad ke-1 M dan penggunaan bahasa ini saat itu hanya sebatas di kalangan kerajaan saja. 
Hal itu digunakan untuk membuat bhisama kerajaan, kisah atau kejadian penting yang terjadi saat itu yang diabadikan dalam prasasti ataupun daun lontar.
Banyak prasasti yang ditemukan memiliki tulisan yang menunjukkan bahwa prasasti tersebut dibuat sekitar abad ke 5. 
Prasasti dengan bahasa Sanskerta banyak ditemukan pada bekas kerajaan Kutai di Kalimantan, Sriwijaya di Sumatera, Tarumanegara ditanah Sunda dan Majapahit di Kawasan Jawa Timur.
Bahasa Sanskerta menjadi cikal bakal bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Bali dan daerah lainnya  di Indonesia yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari (lingua franca). 
Artinya bahasa Sanskerta hidup terus selama tradisi pemujaan menggunakannya dalam wujud githam, slokam, stotram atau mantram.
Seiring dengan perkembangan peradaban ke arah Revolusi 4.0 sekarang ini yang melibatkan generasi milenial dipandang perlu adanya penguatan budaya dan sastra bagi generasi muda sebagai penunjang karakter dan jati diri mereka sebagai calon-calon pemimpin bangsa masa depan. 
Pemimpin bangsa yang dibekali dengan wawasan kebangsaan, kebudayaan dan sastra nusantara sangat diperlukan dan menjadi sebuah keniscayaan dalam era global sekarang ini.
Bahasa Sanskerta merupakan bahasa yang istimewa disamping sebagai basis perkembangan kebudayaan dan sastra nusantara yang selama ini nyaris terlupakan perlu direvitalisasikan dan selalu dijaga agar tetap lestari. 
Oleh karena itu, Bahasa Sanskerta perlu mulai dimasyarakatkan tidak hanya melalui lembaga-lembaga formal pendidikan Hindu sebagai bagian integral dalam pendidikan agama Hindu dari SD sampai Perguruan Tinggi, tetapi juga pada lembaga-lembaga non formal seperti pasraman-pasraman, sekeha teruna, dan sebagainya.
Sudah saatnya dibangun sebuah model penguatan bahasa Sanskerta untuk menyebarkan dan menguatkan ajaran agama Hindu dalam struktur masyarakat nusantara dan dunia. 
Paling tidak masyarakat bisa tertarik kembali mempelajari bahasa Sanskerta alih-alih mereposisinya menjadi sebuah sarana komunikasi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bahasa Sanskerta bisa (kembali) menjadi bahasa Pergaulan (Lingua Pranca), diantaranya melalui kegiatan lomba bercerita dalam bahasa Sanskerta (Samskrta Caritaspardha ) yang diadakan pada hari ini. (ART/02)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Waspadai Gerakan Radikalisme, Perkuat Komunitas Setia NKRI

Terpopuler

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Sewa Pertokoan di Dalung

Sewa Pertokoan di Dalung

Gubernur Bali: Yayasan Kebaktian Proklamasi Harus Mampu Bangun Generasi Muda Bersaing Global

Gubernur Bali: Yayasan Kebaktian Proklamasi Harus Mampu Bangun Generasi Muda Bersaing Global

DPN PERADI SAI Mengangkat 64 Calon Advokat di Pengadilan Tinggi Denpasar, Diharapkan Advokat Baru Kuasi Teknologi

DPN PERADI SAI Mengangkat 64 Calon Advokat di Pengadilan Tinggi Denpasar, Diharapkan Advokat Baru Kuasi Teknologi

Danantara Dukung Pembanguan Waste to Energy di Bali, KMHDI Bali: Harus Lulus Uji Emisi

Danantara Dukung Pembanguan Waste to Energy di Bali, KMHDI Bali: Harus Lulus Uji Emisi