Buleleng, 21/9 (Atnews) - Presiden World Hindu Parisad (WHP) Made Mangku Pastika membangkitkan semangat pemuda Hindu untuk menyiapkan diri menjadi pemimpin masa depan.
“Upaya itu dalam menyadarkan setiap pemuda Hindu di tengah persaingan dan tantangan global,” kata Pastika di Buleleng, Sabtu (21/9).
Hal itu disampaikan ketika Outbound World Hindu Wisdom Meets (WHWM) 2019 yang mengusung tema “Empowering Future Leader” : Membentuk dan Memperkuat Karakater Pemimpin Masa Depan di The Clouds Agripark Desa Wanagiri Sukasada Buleleng.
Kegiatan itu untuk memperkuat kebersamaan dan persatuan pemuda Hindu.
Untuk itu, pihaknya melibatkan generasi muda lebih banyak, karena pemuda sebagai estapet kepemimpinan ke depan.
Begitu juga mengajak pemuda agar memahami kehidupan beragama untuk hidup yang lebih baik (Hindu Better of Life).
Apabila implementasinya tidak sesuai dengan hal itu, mestinya dilakukan pengkajian.
Mengingat ajaran Hindu (Sanatana Dharma) bersumber dari Veda bersifat universal, fleksibel, logik, saintifik, dan tanpa dogma.
Sejatinya ajaran Hindu di Bali khususnya agar dijalankan dengan “desa, kala dan patra”.
Hal itu menegaskan bahwa ajaran Hindu agar dijalankan sesuai dengan perubahan sehingga mampu tetap bertahan dalam menghadapi dinamisnya sebuah perubahan.
Maka dari itu, pemuda dibekali oleh tokoh-tokoh Hindu dunia dengan “Keynote Speech” oleh Prof. S. Ramaratnam yang membawakan materi “Youth As Future Leader, Opportunity and Challenge” di SMA/SMK Negeri Bali Mandara.
Sedangkan Sesion I, sub topic politics “Building Strategies to Boost Youth Involvement Both in Practical and Development Politics”, dengan moderator Ni Nyoman Ayu Nikki Avalokitesvari, SIP., M.Han. melibatkan pembicara Dr. M Chandra Sagaran (India), Mohan Singh (India), Prof. Subash Candra Dash (India) dan Dr. Arya Wedakarna (Indonesia).
Sedangkan Session II, Panel Discussion topic “Architecting Millennial Strategies to Boost Youth Enterpreneur” dengan moderator: Ni Putu Diah Prabawati, S.ST.Par., M.Par dengan melibatkan pembicara Dato Pardip K. Kukreja (Malaysia), Dr. Tri Handoko Seto (Indonesia), Rajesh Kumar (Singapore) dan Popo Danes (Indonesia). (ART/02)