Banner Bawah

Bali & Revolusi Industri 4.0: Kita Termasuk yang Mana?

Artaya - atnews

2019-10-08
Bagikan :
Dokumentasi dari - Bali & Revolusi Industri 4.0: Kita Termasuk yang Mana?
Slider 1

Oleh ; CEO Red Sea Associates (RSA) Prof Vithyacharan Retnasamy 
 
Frasa Revolusi Industri (IR) 4.0 paling banyak digunakan saat ini di sebagian besar negara berkembang, dan semua orang berlomba-lomba menuju ke arah tersebut untuk merangkul dengan tangan terbuka.
Pertama, apakah IR4.0 ini? Ini adalah istilah yang pertama kali diciptakan dalam bahasa Jerman untuk lingkungan manufaktur terkomputerisasi sebagai Industri 4.0. Kebutuhan dan konsumsi manusia sudah berevolusi dan meningkat sejak hari-hari ketika kita mengumpulkan makanan sampai sekarang kita berada di tepi pencetakan tiga dimensi atau 3D itu. Revolusi Industri 4.0 jika dibedah secara mendetail, meniru sistem manusia untuk pembuatan penuh. IR 1.0 menggunakan teknologi mekanis untuk proses pembuatannya, kemunculan teknologi kelistrikan melahirkan IR 2.0, kombinasi teknologi mekanikal dan elektrikal dengan perasa digital memberi sinyal IR 3.0.
Penelitian yang luas dan diteruskan dengan cepat di bidang ilmu komputer sudah menjembatani banyak tautan yang hilang antara mesin dan pengkodaan. Penelitian paralel yang berkembang di bidang Mems, Bio Mems dan lain-lain sudah mulai meniru sensor manusia dan berintegrasi ke dalam sistem manufaktur. Semua ini memungkinkan perkawinan besar-besaran antara fisik dan digital atau saiber (yaitu Analisis Data, Komputasi Awan, Augmented/Virtual Reality, IOT dan teknologi manufaktur maju lainnya seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 pilar sistem IR 4.0, yang sudah menggelinding menjadi revolusi baru yang mengubah secara drastis seperti yang kita kenal sebagai IR 4.0. Revolusi ini akan segera diteleportasi ke IR 5.0, di mana kecerdasan buatan (AI) akan menjadi entitas yang memuncak.
Dengan demikian, sekarang IR 4.0 atau IR 5.0 sudah mengambil alih atau merambah ke berbagai industri manufaktur dan jasa, mulai dari Kesehatan, Pertanian, Perbankan, Persaudaraan Hukum, Sistem SDM hingga Manufaktur dari proses ujung depan hingga belakang dan masih banyak lagi. Ini sudah menciptakan sistem yang dinamis dan lancar yang memiliki elemen peningkatan berkelanjutan dengan hasil yang lebih baik.
Sekarang dalam ekosistem Bali, di mana dan bagaimana IR 4.0 berasimilasi dengan struktur ekonomi dan struktur sosialnya? Industri utama Bali adalah Pariwisata, yang terutama merupakan sektor jasa, dengan sistem fisik yang mendukungnya, juga tidak banyak diketahui, Bali juga memiliki sejumlah lembaga pendidikan tinggi yang sehat. Kedua ceruk ini saling melengkapi jika kerangka kerja pemahaman bersama ditetapkan. Lembaga pariwisata dan perguruan tinggi harus mulai menerapkan landasan untuk mencapai status Pariwisata 4.0 dan Universitas 4.0. Eksekusi ini akan lebih baik dicapai jika kedua entitas menyusun peta jalan secara paralel menuju titik konvergensi.
Universitas adalah tempat terbaik untuk menumbuhkan dan memelihara kerangka kerja penelitian baru, sehingga untuk Bali, masing-masing atau target universitas harus mulai melempar gagasan dan memiliki kelompok penelitian yang dapat menyumbangkan ide untuk Pariwisata Bali 4.0 dan Manajemen Hospitaliti dan Waktu Luang (H&LM) 4.0 harus menjadi pendorong utama untuk inisiatif asimilasi ini. Sebagai contoh, H&LM harus melibatkan Kluster Teknik dalam mengembangkan sistem fisik dan saiber pertama-tama untuk tugas-tugas yang berulang dan membutuhkan perhatian segera.
Dalam hubungan simbiosis holistik ini, baik industri pariwisata maupun sektor pendidikan akan memiliki hasil yang diinginkan untuk mencapai 4.0 dan di luar pengembangan teknologi. Pemerintah daerah dan kementerian pariwisata akan menjadi entitas yang memungkinkan dalam mengubah lanskap ekonomi pariwisata dan pendidikan Bali, keempat entitas ini diperlukan untuk saling mendukung dalam mewujudkan implementasi IR 4.0.
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Oka Antara Kawal RTRW Bali Pengembangan Pariwisata Karangasem

Terpopuler

KJPP Bungkam, Tanah Seluas 1,8 Hektar Seharga Rp 13,4 M Dinilai Rp 4,7 M di Tanah Proyek PKB Klungkung

KJPP Bungkam, Tanah Seluas 1,8 Hektar Seharga Rp 13,4 M Dinilai Rp 4,7 M di Tanah Proyek PKB Klungkung

GTI se-Bali akan Temui Kajati Bali, Harap Masyarakat Sipil dan Aparat Penegak Hukum Menuju Bali Bersih Bebas dari  Korupsi

GTI se-Bali akan Temui Kajati Bali, Harap Masyarakat Sipil dan Aparat Penegak Hukum Menuju Bali Bersih Bebas dari  Korupsi

DPRD Badung mengucapkan Hari Sumpah Pemuda

DPRD Badung mengucapkan Hari Sumpah Pemuda

Prodi HI FISIP UNSRI Gelar Career Coaching, Upaya Memperkuat Daya Saing Global Mahasiswa

Prodi HI FISIP UNSRI Gelar Career Coaching, Upaya Memperkuat Daya Saing Global Mahasiswa

Suasta; Pemprov Bali Ragu, Investor 'Duluan Terbang' daripada Pesawat Bandara Bali Utara

Suasta; Pemprov Bali Ragu, Investor 'Duluan Terbang' daripada Pesawat Bandara Bali Utara

Bali Kaget Lagi: Kutabex Protes Keras Pembangunan Hotel Mercure Extension Kuta, Blokir Pemandangan Laut di Lahan Unud

Bali Kaget Lagi: Kutabex Protes Keras Pembangunan Hotel Mercure Extension Kuta, Blokir Pemandangan Laut di Lahan Unud