Bangli, 8/10 (Atnews) --- Delapan belas desa di Kabupaten Bangli masuk zona merah rabies. Sementara petugas mengalami kesulitan saat melakukan vaksinasi anjing akibat kurangnya kesadaran masyarakat. Tidak heran memasuki bulan Oktober cakupan vaksinaisi rabies baru mencapai 75 persen.
Demikian diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan (PKP) Kabupaten Bangli Drh. Ni Nyoman Sri Rahyu, Selasa (08/10).
Lebih lanjut disampaikan, rendahnya kesadaran masyarakat membuat petugas kesulitan untuk melakukan penangkapan anjing yang diliarkan. Apalagi di daerah Kintmani, dengan topografi wilayahnya yang berbukit-bukit serta ada kawasan hutan, maka kesulitan petugas akan bertambah berat.
“Karena kesadaran kurang, cakupan vaksinasi kita masih rendah yakni baru mencapai 75 persen dari 51 ribu populasi aniing yang ada,” ungkapnya.
Lanjut disampaikan,kami sangat berharap agar masyarakat yang hobi memelihara anjing agar meningkatkan tata cara pemeliharaannya, jangan anjing tersebut diliarkan. Sementara saat akan dilaksanakan vaksinasi anjing massal maka agar dipastikan anjing peliharaan terikat.
Disinggung kasus gigitan anjing di Kabupaten Bangli, tergolong masih tinggi. Disamping itu, masih ditemukan adanya anjing yang positif rabies. Terbukti, dari awal September hingga memsuki Minggu pertama Oktober ditemukan tiga ekor anjing yang positif rabies, seperti Desa Tamanbali, Kelurahan Kawan dan Desa Bangbang.
“Untuk temuan ini kita telah melakukan berbagai langkah seperti vaksinasi, alimininasi anjing serta kembali melakukan sosialisasi dengan menyasar kalangan pelajar,” akunya.
Terkait tentang penyelamatan anjing Kintamani dibalik masih maraknya anjing positif rabies, [ihaknya memang mempunyai kekhawatiran terkait kelestaraian anjing Kintamani. Ia mengingatkan agar masyarakat di daerah pembudidayaan atau pelestarian anjing Kintamani seperti di Desa Sukawana, Siakin dan Pinggan agar lebih waspada masuknya anjing liar ke wilayahnya. Disamping itu, mereka harus aktif mendatanagi petugas untuk vaksinasi anjing ke UPTD yang telah ada, (Anggi/02)