Denpasar, 1/11 (Atnews) - Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa (Unwar) bersama Pusat Kajian Pancasila Samskrtih Nusantara (PKPSN) Unwar menjaring pemikiran untuk membangun pengobatan tradisional alternatif komplementer.
Dengan memahami tata cara pengobatan serta bagiamana manfaatnya bagi masyarakat yang berlandaskan filosofis kearifan nusantara.
“Oleh karena, Indonesia dianugrahi kekayaan hayati bahkan terbesar nomor 4 di dunia, ditambah pergeseran pola hidup masyarakat condong kembali ke alam (back to nature),” kata Ketua Panitia Dr. Drs. I Wayan Gde Suacana, M.Si di Denpasar, Sabtu (1/11).
Hal itu disampaikan usai menggelar Seminar Samskrtih Nusantara yang mengusung tema "Kearifan Nusantara dalam Metode Pengobatan Tradisional alternatif komplementer".
Kegiatan itu bertepatan dengan Hari Ayur Veda Sedunia yang diperingati setiap tahun pada tanggal 25 Oktober.
Acara itu dihadiri Oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali, Wakil Rektor III Universitas Warmadewa, Ka. LEMLIT, Ka. LPM, Dekan FKIK Unwar, Direktur Program Pascasarjana, Dekan FISIP, Wakil Dekan III Fakultas Pertanian, Wakil Dekan I FH, Ketua Pusat Kajian Pancasila Unwar dan Undangan lainya
Menurutnya, Ayur Veda merupakan salah satu sistem kedokteran paling kuno dan terdokumentasi dengan baik, hingga sampai saat ini Ayur Veda masih relevan digunakan.
Pemanfaatan tanaman obat pun diharapkan lebih serta pengelolaan pengobatan tradisional dengan baik menurutnya dapat mensejahterakan masyarakat.
Sementara itu, Wakil Rektor III Unwar Dr. Ir. I Wayan Parwata, MT., IPM menambahkan, acara itu dapat disenergikan terus-menerus guna nantinya dapat memberikan dampak positif bagi lembaga.
Mengingat kesehatan tradisional menjadi dominan digunakan sebagai pengobatan.
Padahal Indonesia kaya akan tanaman obat.
Hal tersebut akan menggugah terhadap sistem pengobatan tradisional.
Ada 3 yang harus diperhatikan, pertama agar sistem pengobatan tradisional diselipkan dalam mata kuliah mengenai pengobatan tradisional.
Kedua hal ini dapat menjadi bahan penelitian bagi Unwar. Dan ketiga perlu adanya sebuah wadah untuk mendukung kegiatan dalam pengobatan tradisional.
Untuk itu, lembaga penelitian dapat menyikapi perihal pengobatan tradisional kedepanya bisa dijadikan suatu penelitian dan bahkan menjadi paten bagi Unwar.
Sedangkan Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali Dr. Drs. A. A Gede Oka Wisnumurti, M.Si. mengharapkan acara itu dapat merumuskan dan menghasilkan pemikiran “out the box”.
Hal itu sejalan dengan Peraturan Gubernur (Pergub) tentang pengobatan tradisional.
“Ini akan jadi peluang yang bisa kita manfaatkan kedepannya,” ujarnya.
Dengan melakukan penelitian mengenai tanaman obat-obatan menurutnya tentu akan memberikan dampak positif bagi lembaga.
Diharapkan juga masukan-masukan dari peserta dapat memberikan pengaruh bagi pemerintah karena dari pihak pemerintah sekrang ini sedang serius menangani pengobatan tradisional. (ART/*)