Klungkung, 2/11 (Atnews) Dosen Prodi Manajemen Kepariwisataan (MKP) Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali melakukan pendampingan pengemasan dan pemasaran produk Desa Wisata Bakas Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung.
Kegiatan pendampingan ini dilakukan dengan fokus group discussion (FGD) untuk mendapatkan kesepakatan tata kelola Desa Wisata Bakas sehingga segala bentuk dampak yang mungkin timbul di kemudian hari dapat diantisipasi di Klungkung, Jumat (1/11).
Beberapa hal yang menjadi bahasan diskusi seperti 1). Perencanaan produk desa wisata, 2). Fasilitas pendukung wisata, 3). Pemasaran berbasis digital dan 4). Pelatihan sumber daya manusia (SDM) Desa Bakas.
Acara ini dihadiri oleh perbekel desa bakas, bendesa adat, kelian subak delod bakas, ketua dan anggota Pokdarwis, Babinkantibmas, Babinsa, Karang Taruna beserta tokoh masyarakat desa bakas.
Ketua Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) MKP Poltekpar Bali Ida Bagus Putra Negarayana, ST.,MM menuturkan kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi Poltekpar Bali sebagai akademisi pariwisata untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat sehingga lebih siap dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan.
Sementara itu, ketua program studi MKP Poltekpar Bali Ni Made Tirtawati, S.Si.,M. Par menyampaikan kegiatan ini merupakan rangkaian pengabdian kepada masyarakat yang harapannya dapat membantu pengembangan desa wisata bakas agar dapat berjalan berkelanjutan.
Kegiatan pengabdian ini sebelumnya jg melibatkan mahasiswa dengan kegiatan tourism field study (penelitian lapangan pariwisata) dimana mahasiswa melakukan identifikasi potensi serta pengemasan paket desa wisata selama sebulan di desa Bakas.
Direktur Politekpar Bali yang pada kesempatan ini diwakili oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Dr. I Wayan Mertha, M. Si menyampaikan bahwa desa wisata merupakan salah satu “alat” pembangunan yang bisa dipilih oleh desa.
Desa Bakas memiliki potensi yang dapat dioptimalkan sehingga pariwisata mampu meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat desa.
Ia juga menekankan bahwa pengelolaan merupakan kunci utama keberhasilan dalam pengembangan desa wisata.
Senada dengan hasil identifikasi mahasiswa, Perbekel Desa Bakas menyatakan memang masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi desa Bakas seperti belum adanya tata kelola desa wisata secara profesional, minimnya fasilitas pendukung wisata serta masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan desa wisata.
Namun demikian, sebenarnya Desa Bakas memiliki potensi besar dalam industri kepariwisataan di Bali khususnya desa wisata. Karena keasrian dan keunikan tradisinya, saat ini terdapat beberapa paket wisata yang dapat dinikmati wisatawan ketika berkunjung ke sini.
Diantaranya seperti atraksi trekking ke air terjun Uma Bija, merasakan pengalaman Cooking Class kuliner khas Desa Bakas, dan Petualangan tubbing di sungai Jit Mengkeb.
Kadek Widiasa selaku Ketua Pokdarwis Desa Bakas memberikan apresasi terhadap Prodi MKP yang telah berkontribusi pada pengembangan wisata di desanya.
Ia berharap peran stakeholder dalam pengembangan desa wisata Bakas dapat lebih optimal sehingga tidak ada tumpang tindih pengelolaan ketika terjadi permasalahan terkait pariwisata. (ART/*)