Tindih : Kesetiaan Pada Tanah Kelahiran. Itu tema yang diusung anak-anak Muda Nongan dalam perhelatan Nongan Village Festival (NVF) III Tahun 2019 yang akan dilaksanakan 9 - 10 November 2019 di Wantilan Desa Adat Nongan.
Dalam beberapa jenis Kamus Bahasa Bali - Indonesia Online, secara umum kata tindih diartikan berbakti. Ada juga yang menerangjelaskan sebagai mebela-pati, berjuang sampai tetes darah terakhir, tanpa pamrih.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online ditemukan kata tumpang-tindih, bertumpang-tindih (ber-tum-pang-tin-dih) yang diartikan antara lain (1) bersusun-susun tindih-menindih, (2) bertimbun-timbun banyak sekali berjejal-jejal bertumpuk-tumpuk (kata kiasan) contoh: penduduk kota besar bertumpang-tindih, dan (3) bercampur aduk, saling berbeda / bertentangan (kata kiasan) contoh: makin banyak yang mengurus desa, makin banyak peraturan atau kebijaksanaan yang bertumpang-tindih.
Saya tertarik dengan tema ini, lalu coba mendalaminya dengan ngobrol kangin-kauh bersama tim kreatif NVF III. Tak lupa secangkir ngopi Bali menemani obrolan malam sembari menunggui anak-anak muda Nongan memasang dekor dan kelengkapan NVF.
Mumpung hari Pahlawan, 10 Nopember. Spiritnya harus kita ambil untuk tetap menjaga, memelihara dan meningkatkan jiwa patriotisme, berbangsa dan bernegara, ujar Pande Ketut Ikrar Poerjana, salah satu Tim Kreatif NVF memulai obrolan malamnya.
Ayah satu anak ini dengan semangat memberikan penjelasan seputar NVF III yang akan digelar pada tanggal 9 - 10 Nopember 2019. Diceritakan, dari awal pelaksanaan NVF I sampai NVF III bekal anak-anak muda Nongan adalah semangat dan cinta pada tanah kelahirannya. Nyaris tanpa modal, hanya berbekal niat dan kekompakan serta kecintaan pada desa kami, Nongan tegas Ikrar penuh semangat.
Menurut Ikrar, berbakti dan setia kepada tanah kelahiran, Desa Nongan khususnya dan NKRI pada umumnya perlu terus digelorakan. NKRI harga mati, tegasnya. Terlebih ditengah carut-marut situasi berbangsa dan bernegara saat ini. Belum lagi diterpa berbagai isu miring yang tidak jelas dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Oleh karenanya, siapapun dapat menjadi pahlawan. Tak perlu dalam skala besar, cukup pahlawan bagi desa tercinta, Nongan. Setiap warga negara tanpa kecuali harus berinisiatif mengabdikan hal yang bermanfaat untuk kemaslahatan diri, lingkungan sekitar, dan tentunya bagi bangsa dan negara, ucapnya.
Ikrar berharap melalui NVF III anak-anak muda Nongan termotivasi untuk maju, setia, berbakti dan mengabdikan diri untuk desanya. Lebih lanjut Ikrar menjelaskan dalam festival yang akan dibuka oleh Ibu Putri Koster tersebut terjalin rasa persatuan dan kesatuan di kalangan generasi muda Nongan. Oleh karenanya potensi-potensi lokal dilibatkan dalam pengisian acaranya.(*)