Denpasar, 22/11 (Atnews) - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Nawa Cita Pariwisata Indonesia (NCPI bersama Menteri Pariwisata Ekonomi dan Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio bersama membangun untuk memajukan pariwisata budaya nusantara.
Adanya dukungan NCPI dan asosiasi pariwisata terkait lainnya akan mempermudah pencapaian target dari program kerja Kemenpar yang sudah dicanangkan.
Ketum DPP NCPI Dr Gusti Kade Sutawa,SE.,MM.,MBA bersama jajaran pengurus mengatakan itu setelah bertemu Menteri Pariwisata beberapa waktu lalu di Jakarta, Jumat (22/11)
Untuk itu, pemerintah kedepannya akan menggandeng NCPI dalam merealisasikan program-program kerjanya.
Menteri bahkan menyambut baik beragam usulan-usulan NCPI dalam memajukan pariwisata Indonesia.
Usulan itu diserahkan oleh Ketum DPP NCPI Dr Gusti kade Sutawa yang membuat masukan tertulis dari para Ketua DPW NCPI sekaligus menyerahkan profile NCPI, Sasaran Strategis dan Program NCPI.
Sementara itu, Ketum NCPI Sutawa mengaku akan mendukung program pariwisata yang dicanangkan Kemenpar.
Untuk mempercepat pertumbuhan pariwisata nasional bisa tercapai, termasuk membantu Kemenparekraf dalam mengupayakan tercapainya target kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia tahun 2020.
Dengan meningkatan kwalitas SDM pariwisata, peningkatan kwalitas destinasi pariwisata Indonesia, perbaikan infrastruktur yang berhubungan langsung dengan pariwisata, meningkatkan jumlah event MICE, membangun kerjasama dengan maskapai penerbangan guna meningkatkan dan menjaga stabilitas konektivitas ke dan dari destinasi, bekerjasama dengan perusahaan perusahaan kapal pesiar dunia.
NCPI akan membuat event marathon bulan Februari 2020 di Kaltim, Bali di bulan Juni dan di Sumatra pada bulan Agustus 2020
Sekaligus menggarap pasar Korea dengan lebih serius dan sungguh sungguh agar jumlah kunjungan wisatawannya dapat meningkat dari jumlah yang sekarang hanya kisaran 230 ribu per tahun ke Indonesia.
Jumlah itu masih kalah jauh sama jumlah kunjungan wisatawan Korea ke Vietnam yg sudah mencapai angka 2 juta orang per tahun.
Pada kesempatan itu, Ketua NCPI Kalimantan Timur (Kaltim) Joko Purwanto mengusulkan agar Balikpapan menjadi hub pariwisata di Indonesia timur mengingat jarak Kaltim ke China dan Philipina sangat dekat.
Sedangkan NCPI NTT mengusulkan Tambolaka Sumba agar dijadikan International airport mengingat ada potensi untuk diperluas dan diperlebar, jarak tempuh yang hanya 1.5 jam dari Darwin dapat menjadi pintu masuk ke NTT.
Apabila Airport Tambolaka yang lokasinya dipilih oleh Jepang jaman dulu bisa menjadi hub.
Maka semua pulau-pulau yang indah di NTT menjadi maju dan menarik puluhan juta tourists dari segala penjuru.
Dengan potensi yang hampir sama seperti Bali, dengan banyak keunikan tradisi Marapu dengan stone age megalitik yang sangat unik.
Sudah dijuluki best island in the world oleh majalah Focus German dengan 5 juta copies.
Pemerintah Pusat diharapkan membantu infrastrukturnya. Oleh karena daya tarik pulau Sumba luar biasa dengan pantai pantai seperti: savanah dan air terjun yang aduhai. Pulau Sumba juga memiliki luas yang 3 kali lebih besar dari Bali sehingga bisa menampung mass tourism jumlah banyak.
Hal itu telah didukung dengan terbangunnya Hotel The Nihi yang best hotel in the world punya daya tarik dan marketing tersendiri.
SDM menjadi sangat krusial untuk di Bantu. Sekolah Hotel Sumba saat ini sudah memasukan tahun ke 4, mampu menamatkan 60 tenaga terampil setiap tahun.
Dengan 12 voluntir asing membuat tenaga tenaga ini siap pakai di hotel bintang4 dan 5.
Mereka siswa-siswa yang berasal dari keluarga miskin yang biaya kuliahnya diberikan secara cuma cuma.
Sekolah ini atau sekolah semacam ini seharusnya dibantu pemerintah pusat untuk dapat dikembangkan juga di daerah daerah lain yang memiliki potensi pariwisata.
Bahkan NCPI juga mengusulkan bandara-bandara yang berstatus internasional seperti Jogja, Solo, Semarang bisa dihubungkan ke negara negara ASEAN yang mayoritas beragama Budha mengingat di Jawa Tengah ada peninggalan sejarah maha dasyat yang juga sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia yaitu Candi Borobudur.
Pada saat ini belum tersedianya penerbangan langsung dari negara asal mereka seperti Vietnam, Laos, Cambodia, Thailand, Miyanmar untuk dapat mengunjungi Candi Borobudur.
Salah satu tugas Kemenpar agar mempromosikan objek wisata ini secara maksimal baik melalui B2B atau G2C. (ART/*)