Denpasar, 29/11 (Atnews) - Paiketan Krama Bali bersama Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Bali serta Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) menggelar Seminar Balingkang.
Kegiatan itu akan dilaksanakan pada tanggal 3-4 Desember mendatang yang mengusung tema "Melalui Kajian Etnografi Balingkang Memperkokoh Hubungan Tionghoa-Bali, Menuju Harmoni Budaya dan Religi".
Ketua Panitia Prof I Nengah Duija dalam siaran persnya Jumat (29/11) berharap lewat
seminar ini, nantinya mampu menggali fakta dan membuka lembaran sejarah hubungan Bali dengan Tiongkok yang mendatangkan berbagai narasumber dari lintas sektor.
Kegiatan itu menggali informasi yang masih belum terungkap karena sumber-sumber sejarah dalam prasasti yang berkaitan sebanyak 49 buah belum menggambarkan adanya kisah antara putri Kang Cing Wie asal Tiongkok sebagai permaisuri Raja Jayapangus secara gamblang.
Untuk itu, perlunya pendalaman yang lebih terperinci mengenai kebenaran tersebut.
Ketua Paiketan Krama Bali, Dr.Ir AA Putu Suryawan Wiranata,M.Sc menyambut baik kerjasama Semeton Tionghoa untuk menyelenggarakan Seminar ilmiah ini sehingga dapat lebih memperkuat jalinan persaudaraan di masa depan.
Ketua PSMTI Bali Ir. Hendra A Wasita mengharapkan, acara itu dapat meningkatkan kebersamaan dan persaudaraan masyarakat Bali dengan Tiongkok.
Sementara itu Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa INTI Bali, Pdt. Sudiarta Indrajaya,S.E,S.Ag, menyatakan melalui seminar ini kita akan mendapatkan pengetahuan dan wawasan lebih luas dari Narasumber yang Kompeten. Harapan Kami dari Hasil Seminar ini dapat menjadi bekal bagi generasi sekarang maupun generasi mendatang untuk menjaga dan memperkuat secara berkesinambungan nilai nilai spiritual, budaya dan seni kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta beragama “Menyamabraya” yang telah diwariskan leluhur kita di Bali sejak ratusan tahun yang lalu, sehingga Bali menjadi Pulau yang dikenal dan dikunjungi oleh wisatawan manca negara termasuk RRT yang bahkan sekarang menduduki peringkat tertinggi. (ART/02)