Denpasar, 4/12 (Atnews) - Penulis Buku "Pola Makan Perdamaian Dunia (The World Peace Diet)" Will Tuttle, Ph.D membangun cinta kasih masyarakat dunia dengan hidup vegan.
Untuk meniadakan adanya kekerasan terhadap makhluk lain yang sepatutnya mendapatkan kasih sayang yang sama.
"Upaya itu dalam mewujudkan perdamaian, mulai dari diri sendiri dan disebarkan kepada komunitas yang lebih luas lagi," kata Tuttle didampingi pasangannya Madeleine di Denpasar, Selasa (3/12).
Hal itu disampaikan ketika menjadi narasumber Gathering Temu Ramah Vegan Come & Meet Amazon Best Seller Author The World Peace Diet, Will Tuttle, Ph.D.
Pada kesempatan itu juga menghadirkan Hippocrates Health Educator and Vegan Activist Philips Nicozisis.
Kegiatan itu diselenggarakan oleh Indonesia Vegetarian Society (IVS) and Vegan Society of Indonesia (VSI).
Pemaparan tersebut dimaksudkan untuk membawa inspirasi yang dilengkapi lukisan dalam menggugah kesadaran masyarakat.
Lukisan itu dibuat langsung Madeleine, seorang seniman visioner dari Swiss.
Ia juga menawarkan pelatihan fasilitator Diet Perdamaian Dunia tahunan serta seminar online, bagi orang-orang yang tertarik untuk lebih memahami hidup vegan.
President World Vegan Union Dr Susianto meyakinkan masyarakat tidak perlu ragu memilih pola hidup vegan khawatir kekurangan gizi yang diperlukan tubuh.
Justru makanan berbasis nabati mempunyai gizinya lebih tinggi dan lebih baik dibandingkan dari hewani.
Misalnya persentase protein yakni tahu (16%), jagung (13%), beras (8,6%), kacang kedelai (10-35%), almond (14-30%), biji bunga matahari (18-24%).
Buah-buahan dan sayur-sayuran penuh dengan vitamin, mineral, dan abti-oksidan serta mngandung serat yang baik untuk kesehatan dan panjang umur.
"Nabati memiliki gizi seimbang dan punya kesempatan dan manfaat mencegah penyakit yang berbahaya, "ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia I Gde A Agus Wibawa mengharapkan acara itu dapat menginspirasi masyarakat dapat memilih hidup vegan.
Pola hidup tersebut tidak saja menguntungkan bagi individu namun sesama makhluk hidup dan pelestarian bumi pada masa mendatang.
Mengingat beragam masalah manusia tidak terlepas dari sikap dan pola makan yang masih mengkonsumsi non vegan dan vegetarian. (ART)