Karangasem (Atnews) - Banjir dari lereng Gunung Agung akibat hujan turun beturut-turut memutuskan jalan menuju Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Bebandem.
Hujan deras sejak Jumat (1/2) hingga Minggu (3/2) menyebabkan banjir sehingga masyarakat tidak dapat melintas dan truk-truk pasir terhenti kegiatannya.
“Kelumpuhan total ini jelas menggangu akvititas masyarakat setempat, apalagi mengkhawatirkan anak-anak sekolah tidak bisa bersekolah maupun pulang seperti pengalaman derasnya banjir kemarin,” kata Kelian Dusun Butus Gd Ngurah Sudarma di Karangasem, Senin (4/2).
Ia melontarkan hal itu ketika menunggu BPBD Karangasem agar mendatangkan alat berat memulihkan jalan vital tersebut bisa beroperasi kembali.
Pantauan wartawan Atnews kondisi jalan cukup parah, benteng jalan ambruk.
Bahkan tembok SMPN 3 Bebandem sudah tergerus banjir karena alur banjir yang sempat dibuat oleh PUPR dekat tembok sekolah yang dibangun.
Hingga kini belum ada penanganan lebih lanjut dalam mitigasi sekolah tersebut yang merupakan satu-satunya lembaga pendidikan SMP di Desa Bhuana Giri.
Terputusnya jalan menuju Pura Penataran Agung Nangka yang menghubungkan Dusun Butus, Tegal Bengkak, Nangka, Bukit Paon.
Namun, pihaknya menyayangkan usulan pembuatan jembatan belum mendapatkan respon dari pemerintah.
Padahal tempat itu banyak digunakan oleh pengusaha-pengusaha besar galian C seperti milik Gusti Made Tusan (GMT) yang merupakan suami Bupati Karangasem, Pura Penataran Agung Nangka.
Dengan demikian, pihaknya mengharapkan agar ada pembuatan mitigasi yang jelas agar masyarakat lebih tenang dan lebih aman.
Pada kesempatan itu, pihaknya tetap mengajak masyarakat agar waspada memasuki musim penghujan mengingat kemungkinan akan adanya banjir susulan.
Sementara itu, Kepala BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa mengaku terlambat datang ke lokasi karena masih menunggu alat berat.
“Kondisi itu memang diperlukan alat berat,” ujarnya.
Namun sebelum alat berat BPBD datang, Bolddozer GMT sudah meratakan jalan sedikit untuk membuka kendaraan perusahaan mudah masuk keproyeknya.
Sedangkan BPBD hanya mampu membuka akses sementara agar kendaraan maupun masyarakat bisa lewat dan usulan jembatan dikoordinasikan Dinas Instansi Teknis PUPR. (ART)