Denpasar (Atnews) - Kabupaten Karangasem sebagai penghasil tambang galian C kini menjadi perhatian dari Pemerintah Provinsi Bali karena belakangan ini terjadi bencana alam yang beruntun.
Bencana yang ditimbulkan tidak terlepas dari lemahnya pengawasan aparat penegak hukum maupun matangnya perencanaan dan implementasi mitigasi bencana.
Beberapa waktu lalu, Perusahaan Galian C milik Gusti Made Tusan (GMT) hampir hanyut diseret banjir Gunung Agung beturut-turut di Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem Karangasem selama empat hari, sejak Jumat (1/2) hingga Senin (4/2).
Peristiwa itu menimbulkan sebagian materialnya hanyut dibawa banjir Gunung Agung hingga membobol tembok Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Bebandem.
Untuk itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali I Made Rentin akan meminta dinas terkait melakukan penindakan aktivitas Galian C Karangasem yang membahayakan masyarakat.
Oleh karena aktivitas tersebut yang tidak terkendali sesuai aturan yang berlaku dapat memicu timbulnya bencana, apalagi merusak fasilitas umum jembatan maupun menggerus tembok sekolah.
“Seharusnya ada indikasi saja sudah diambil tindakan, apalagi berdampak secara nyata seperti itu,” kata Rentin di Denpasar, Kamis (7/2).
Dengan demikian, pihaknya akan selalu hadir ditengah-tengah masyarakat sehingga pasca bencana tetap diperhatikan.
Menurutnya, selama ini masih ada anggapan pasca bencana masyarakat merasa diterlantarkan.
Dalam kepemimpinannya akan mengoptimalkan tugas BPBD dalam melakukan komando, koordinasi dan pelaksana.
Berkaitan dengan pasca banjir yang merusak fasilitas umum agat dilakukan pengecekan yang intensif sehingga bencana tidak terulang kembali. (ART)