Denpasar (Atnews) - Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta menyayangkan aksi penolakan kedatangan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Sandiaga Uno No. Urut 2.
“Aksi penolakan ini justru menciderai proses demokrasi Indonesia,” kata Mudarta di Denpasar, Senin (25/2).
Menurutnya, kedatangan salah satu Cawapres ke Bali sepatutnya diterima dengan baik agar mengetahui pemaparan program yang ditawarkan selama lima tahun apabila terpilih secara langsung kepada masyarakat.
Dengan adanya penolakan justru merugikan masyarakat itu sendiri yang menghambat tatap muka dengan salah satu Paslon.
Ia mengharapkan, kehadirannya ke Bali sebaiknya disambut dengan baik.
Oleh karena Bali sebagai tujuan wisata dunia dikunjungi secara khusus bahkan tersebar ke beberapa titik.
Kesempatan itu begitu langka, mengingat banyak daerah yang dikunjungi dan terbatasnya waktu kampanye.
Mudarta menilai peristiwa itu dapat menguntungkan kubu nomor dua karena masyarakat sudah cerdas dalam menentukan pilihan yang tepat bagi pemimpin Indonesia.
“Masih banyak pemilih belum menentukan pilihannya, nah pemilih model itu kemungkinan akan mendukung nomor 2,” ujarnya.
Untuk itu, peristiwa itu agar tidak terulang kembali karena berpengaruh juga terhadap rusaknya citra pariwisata Bali yang sudah dikenal dunia.
Aksi itu tidak sesuai dengan budaya dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh tetua orang Bali.
Penolakan itu diduga kuat ada mengaturnya (agenda setting) oleh para elit politik.
“Logikanya tidak mungkin orang pagi-pagi bikin spanduk menolak Cawapres Sandiaga ke Bali, ingat suara rakyat adalah suara Tuhan,” tutupnya. (ART/ika)