Oleh: Kadek Dwi Yuni Lestari
Pemuda dalam hal ini adalah penentu dari berkembang hingga majunya sebuah peradaban, sehingga bisa dikatakan peran pemuda sangat sentral. Majunya suatu bangsa apabila karakter dan moral dari pemudanya unggul, dengan hal tersebut akan lebih mampu menghadapi tantangan dan perubahan menuju revolusi industri 4.0. Kaum muda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber bagi pembangunan bangsa, karena sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”, kata-kata yang pernah dilontarkan oleh bapak proklamator Republik Indonesia yaitu Bung Karno yang mampu menyulut api semangat generasi muda, hal ini menandakan betapa pentingnya peran pemuda dalam peradaban bangsa, sebagai generasi penerus bangsa, dalam artian seluruh tindak-tanduk dari bangsa ini berada di pundak pemuda yang cerdas dan hebat.
Masa muda memang adalah masa sebagai proses pencarian jati diri dan selalu mengembangkan potensi diri. Akan tetapi pengertian itu tidaklah diartikan secara sempit dan pasif. Selain seseorang pemuda seharusnya melakukan proses penempaan diri, ia juga memberikan peran positif terhadap bangsa dan Negara ini, baik dari skala kecil maupun dalam skala besar. Hal ini telah ditunjukkan oleh pemuda-pemudi kita terdahulu.
Di zaman modern dengan teknologi yang canggih, pemuda pada saat ini mulai kehilangan perannya, memang tidak semua pemuda. Memang tidak semua pemuda, akan tetapi sampai saat ini mayoritas pemuda terjebak dalam hal-hal yang negatif. Betapa mudahnya pemuda-pemuda saat ini terpecah belah karena hanya kepentingan ataupun golongan tertentu. Ada beberapa dari pemuda yang mengalami degradasi moral yaitu memilih untuk melakukan kesenangan saja, bertindak pasif, bahkan sebagai insan terpelajar justru tidak memberikan pengaruh besar bagi bangsa Indonesia.
Pendidikan merupakan suatu pondasi untuk memaksimalkan potensi pemuda saat ini. Tanpa adanya pendidikan yang kuat maka para pemuda Indonesia pastinya akan merasa kesusahan dalam menjalankan kiprah serta peran sebagai penerus bangsa. Bangsa Indonesia sejak awal lahirnya, founding fathers negara ini sudah sangat mengerti betul dimana pendidikan merupakan sebuah kata kunci untuk mengisi tujuan hidup bangsa yang merdeka. Dimana suatu bangsa yang maju, Pendidikan sangat penting, sebab dengan adanya pendidikan Sumber Daya Manusianya akan lebih terdidik. Selain itu juga pendidikan merupakan instrumen utama dalam menciptakan keadilan sosial. Pendidikan akan memberikan berbagai macam perubahan bagi manusianya. Salah satunya adalah perubahan strata sosial individu, dimana masyarakat bangsa Indonesia hanya mungkin terjadi jika memperoleh akses pendidikan yang sama dan merata. Untuk melahirkan suatu pendidikan yang dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan pendidikan yang melahirkan keadilan sosial, hal ini tentunya harus didukung oleh sistem yang dibangun secara bersama. Sistem ini tentu saja terdiri dari komponen-komponen yang utama. Komponen utama tersebut antara lain, pemiilihan metode pendidikan yang tepat, guru atau pendidik serta sarana pendidikan yang sangat menunjang.
Akan tetapi pemerataan pendidikan tersebut akan sangat sulit diperoleh secara merata oleh semua kalangan masyarakat Indonesia. Dimana sekarang ini tidak hanya bangsa Indonesia akan tetapi seluruh dunia sedang dilanda musibah, yakni merebaknya virus Covid-19 atau yang dikenal dengan virus corona. Virus Corona tiba-tiba menggemparkan dunia, membuat seluruh umat manusia yang ada di bumi ini terhenyak. Kehidupan dunia seolah berjalan perlahan, dimana mengharuskan kita umat manusianya menyesuaikan dengan pola hidup yang baru. Mau tidak mau, kita akan tetap memasuki tatanan dan sistem dunia yang berbeda, selama pandemi dan pasca Covid-19. Demikian halnya dengan dunia pendidikan, harus menyesuaikan alur yang baru akibat dari dampak Covid-19. Kita harus menyiapkan diri memasuki dunia pendidikan yang baru pasca Covid-19. Pendidik ataupun guru, orang tua siswa, peserta didik, hingga institusi pendidikan tinggi harus berubah menyesuaikan alur baru, yang lebih adaptif dengan zaman yang sekarang.
Merdeka belajar menurut Mendikbud berangkat dari keinginan agar output pendidikan menghasilkan kualitas yang lebih baik dan tidak lagi menghasilkan siswa yang tidak hanya jago menghafal saja, namun juga memiliki kemampuan analisis yang tajam, penalaran serta pemahaman yang komprehensif dalam belajar untuk mengembangkan diri (Harian Birawa, 2020). Merdeka Belajar versi Mendikbud dapat diartikan sebagai pengaplikasikan kurikulum dalam proses pembelajaran haruslah menyenangkan, ditambah dengan pengembangan berfikir yang inovatif oleh para guru. Hal itu dapat menumbuhkan sikap positif murid dalam merespon pembelajaran (Fathan, 2020).
Merdeka Belajar merupakan proses pembelajaran secara alami untuk mencapai kemerdekaan. Diperlukan belajar merdeka terlebih dahulu karena bisa jadi masih ada hal-hal yang membelenggu rasa kemerdekaan, rasa belum merdeka dan ruang gerak yang sempit untuk merdeka. Esensi Merdeka Belajar adalah menggali potensi terbesar para guru dan siswa untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri. Mandiri bukan hanya mengikuti proses birokrasi pendidikan, tapi benar-benar inovasi Pendidikan (Prayogo, 2020).
Pembelajaran pada saat ini lebih menggunakan pendekatan teknologi dalam pelaksanaannya, sehingga para siswa sekarang belajar tidak hanya dibatasi oleh ruang kelas ataupun berada dalam lingkungan sekolah. Akan tetapi belajar saat ini dilaksanakan dari rumah. Konsep merdeka belajar saat ini, lebih mengharapkan bagaimana peran siswa ataupun pemuda untuk selalu menggali potensi dirinya, sehingga kiprah pemuda saat ini benar-benar diharapkan untuk kemajuan bangsa dan Negara ini.
Dengan diiringi oleh kecanggihan teknologi untuk mengakses internet, sehingga belajar bisa dimana dan kapanpun dengan kata “merdeka belajar”, tentu disinilah saatnya pemuda serta pelajar untuk lebih mengeksplorasi, lebih menunjukkan peran serta kiprah positifnya, dan jangan sampai berpasrah, berdiam diri atau bahkan sampai terpengaruh oleh hal-hal negatif dari kecanggihan internet.
Zaman milenial ini walaupun keadaan masih diselimuti oleh pandemi covid-19 ini sesungguhnya bisa membuka peluang bagi pemuda untuk berperan dengan karya yang nyata. Pemuda harus menjauhi aplikasi-aplikasi online yang dapat merugikan bagi perkembangan mental dan psikologis. Pemuda saat ini harus lebih produktif bukan konsumtif. Tidak menjadikan internet sebagai hiburan, lupa untuk belajar, serta hanya menghabiskan waktu untuk hal-hal negatif lainnya. Sebaiknya, jika memiliki hobi musik silahkan produktiflah dan berkiprah dalam dunia musik dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini, jika suka bidang keilmuan silahkan memanfaatkan teknologi untuk melakukan riset dan penelitian, jika hobi menulis silahkan manfaatkan kecanggihan teknologi untuk menulis, dan lain-lainnya yang banyak hal bisa dilakukan dan bisa lebih produktif dalam bidang yang kita minati masing-masing.
Sebagai pemuda dengan gerakan agen of change (agen perubahan) tentunya kita harus selalu mendukung pembelajaran, dengan semangat mendukung dan membangkitkan pendidikan, mari kita bersama-sama dan bersatu padu sebagai pemuda dan sebagai peserta didik agar terus menyalakan api semangat belajar. Tentunya dengan semangat ini sangat penting, bahwa api semangat harus tetap dijaga, agar cahaya-cahayanya terus menerangi generasi muda. Secara jujur dan berharap kepada kita semua sebagai kaum pemuda dan kaum terpelajar kita harus berkiprah bukan berpasrah, mari bangkit dan semangat.
*) Penulis adalah Siswi di SMP Dharma Wiweka, dan saat ini sedang duduk di kelas IX A