MANGUPURA – Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang datang berlibur ke pulau Dewata lewat Bandara Ngurah Rai sebanyak
921.839 Orang selama Januari-Pebruari 2019, atau tumbuh 16,79 persen dari perioda sama 2018.
Communication and Legal Section Head Bandara Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, Senin menjelaskan, dari keseluruhan wisman, turis asal Cina masih menduduki posisi pertama yakni 242.739 orang atau 26.33 persen dari seluruh turis ke Bali dua bulan pertama 2019.
Sementara pelancong asal Australia menempati posisi kedua dengan menyumbang sebanyak 169.665 orang, serta posisi ketiga ditempati India dengan 59.592 wisatawan.
Ia mengatakan, secara umum, jumlah wisatawan mancanegara dari 10 besar negara penyumbang turis terbanyak, mengalami pertumbuhan jika dibandingkan dengan data di bulan Februari tahun 2018 lalu.
Hanya dua negara yang mengalami penurunan, yaitu Malaysia dan Cina. Malaysia mengalami penurunan sebesar 3,78 persen sedangkan turis asal Cina turun sebesar 11,01 persen.
Pertumbuhan wisatawan mancanegara terbesar datang dari Korea Selatan dengan 15.750 turis di bulan Februari 2019, menjadikan persentase pertumbuhan asal Negeri Ginseng ini naik sebesar 64,9 persen dibandingkan dengan data di bulan Februari tahun lalu.
Negara dengan pertumbuhan wisatawan terbesar kedua adalah Amerika Serikat, di mana dengan jumlah kunjungan sebanyak 15.944 wisatawan, menjadikan persentase pertumbuhan turis asal Negeri Paman Sam ini menjadi 25,06 persen. Dengan jumlah kunjungan sebanyak 12.517 orang.
Rusia menempati urutan ketiga negara dengan pertumbuhan wisatawan mancanegara tertinggi, dengan persentase pertumbuhan sebesar 24,39 persen
“Mengamati pertumbuhan yang signifikan dari Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Rusia, kami berharap hal tersebut dapat diikuti dengan peningkatan kualitas wisatawannya. Berkesinambungan dengan potensi ini, tentu diikuti dengan pengembangan fasilitas bandar udara, serta optimalisasi kapasitas, baik di sisi udara, apron, proses pembangunan _rapid exit taxiway_, terminal, dan pembangunan MLCP. Dengan optimalisasi kapasitas bandar udara dan efektifitas alokasi dan penggunaan _slot_ yang ada, maka hal tersebut dapat menciptakan potensi pembukaan rute baru dan tambahan frekuensi penerbangan dari masing-masing maskapai,” tambah Arie. [DW/ika]