MANGUPURA 22/3 (Atnews) –Jelang pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden-Wakil Presiden 2019 (Pilpres 2019) dan Pemilihan Umum Legislatif 2019 (Pileg 2019) 17 April 2019 Bandara Ngurah Rai - Bali turut melakukan penyesuaian terhadap penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut.
Berkedudukan sebagai objek vital transportasi nasional, bandar udara merupakan wilayah strategis yang harus dilindungi dari gangguan keamanan. Menyesuaikan dengan potensi gangguan keamanan yang dapat muncul selama pra dan pasca penyelenggaraan kontestasi politik tersebut.
Manajemen bandar udara bersama sejumlah _stakeholder_ yang terkait bidang keamanan bandar udara, duduk bersama untuk membahas peningkatan keamanan bandar udara dalam rapat rutin _Airport Security Committee_ (ASC) I Tahun 2019, Selasa.
Rapat yang digelar di Hotel Patra Jasa tersebut dihadiri oleh sejumlah instansi, di antaranya PT. Angkasa Pura I (Persero), TNI Angkatan Udara, Kepolisian Sektor Kawasan Udara Ngurah Rai, Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Badan Intelejen Negara (BIN) Daerah Bali, serta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Dalam sambutannya, General Manager PT. Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Haruman Sulaksono, mengatakan tentang pentingnya keamanan bandar udara. “Keamanan merupakan suatu hal yang sangat fundamental, khususnya bagi operasional bandar udara. Jika masalah _security_ sudah terganggu, maka akan mengganggu sisi operasional bandar udara lainnya. Sehingga, kami memandang penting forum seperti ini,” jelas Haruman.
"Momentum kali ini menjadi sangat penting. Beberapa kejadian skala dunia seperti tragedi penembakan di New Zealand, serta saat-saat menjelang pemilihan umum yang berpotensi akan timbulnya gangguan keamanan, merupakan momentum yang perlu disikapi secara khusus, terutama menyangkut keamanan bandar udara serta keamanan penerbangan. Tentunya ini merupakan momentum yang perlu kita kawal bersama, khususnya di lingkungan bandar udara,” ujar Haruman melanjutkan.
Dalam pemaparan yang disampaikan oleh Airport Security Department Head I Made Sudiarta, disampaikan mengenai kesiapan aspek keamanan bandar udara, baik dari sisi personel maupun peralatan utama dan pendukung. “Personel Avsec sebanyak 1168 personel. Kami juga telah menerapkan MoU (_Memorandum of Understanding_) dengan TNI AU dengan bantuan personel 40 orang. Sementara dari Polsek KP3, 43 orang baik itu pengamanan di sisi udara dan sisi darat. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan, kami juga dapat meminta bantuan dari Polda Bali untuk unit K9, serta bantuan Pecalang untuk mengamankan _approach light_ di sebelah timur bandar udara,” jelas Made Sudiarta.
Untuk kelengkapan peralatan, telah disiapkan sejumlah peralatan keamanan, di antaranya _x-ray scanner_, _explosive detection system_, alat pendeteksi logam, _body scanner_, _walkthrough body scanner_, serta CCTV yang tersebar di berbagai titik di bandara. [RN/ika)