Denpasar, 30/3 (Atnews) - Penulis Oka Rusmini mengajak guru-guru menuangkan pemikirannya dalam bentuk buku.
“Menulis buku tidak perlu berpikir ruwet, tulis apa saja yang ada dalam benak,” kata Oka Rusmini yang juga bekerja sebagai wartawan Bali Post di Denpasar, Sabtu.
Hal itu disampaikan ketika Workshop “Bagaimana Menerbitkan Buku” di Balai Diklat Industri, Jl. WR. Supratman 302, Tohpati - Denpasar.
Kegiatan itu diselenggarakan oleh Pilar Media yang merupakan sebuah penerbitan buku yang peduli terhadap perkembangan literasi buku di Pulau Bali.
Mematangkan dengan gemar membaca, disamping sebuah tulisan diawali dengan mencatat yang merupakan sebuah “ritual” wajib untuk menulis, mencatat ide, peristiwa atau hal-hal terkecil apapun yang pastinya berguna.
Untuk memperkaya data dan informasi sebagai suatu kesatuan yang melengkapi dalamnya sang penulis dalam menyampaikan alur sebuah tulisan.
Ia memberikan paparan tutorialnya terkait bagaimana pengalamannya selama ini dalam menjabarkan Ide, Kerangka Tulisan, Proses Menulis, Menerbitkan dan Promosi sebuah buku sehingga buku-buku yang dihasilkan menjadi karya-karya yang menggugah dan terbilang fenomenal.
Oka Rusmini, Penulis yang lahir dan "gede" di Jakarta ini lahir 11 Juli 1967 dan berbagai macam perhargaan telah diraihnya, diantaranya Penghargaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (2003 dan 2012), Anugerah Sastra Tantular, Balai Bahasa Denpasar Provinsi Bali (2012), South East Asian (SEA) Write Award, Bangkok Thailand (2012) dan Kusala Sastra Khatulistiwa (2013/2014).
Pada Tahun 2017, terpilih sebagai Ikon Berprestasi Indonesia Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila Kategori Seni dan Budaya.
Sering diundang dalam berbagai forum sastra nasional dan internasional, antara lain Festival Sastra Winternachten di Den Haag, Amsterdam, Belanda dan menjadi penulis tamu di Universitas Hamburg, Jerman (2003) dan Universitas Napoli, Italia (2015): Singapore Writers Festival di Singapura (2011): OZ Festival di Adelaide, Australia (2013), Frankfurt Book Fair, Frankfurt Jerman (2015) dan Asian Literature Creative Workshop di Seoul Art Space Yeonhui, Korea Selatan (2017).
Bukunya yang telah terbit : Monolog Pohon (2000), Kenanga (2003), Patiwangi (2003), Warna Kita (2007), Akar Pule (2012), Pandora (2008), Tempurung (2010) dan Saiban (2014), Sejak tahun 1990 sampai kini bekerja sebagai Wartawan Bali Post di Denpasar, Bali.
Sementara itu, Penerbit Pilar Publishing Thiolina F Marpaung menambahkan, ajang itu digelar karena minimnya literasi yang berkembang di Pulau Dewata termasuk secara nasional.
"Kami berangkat dari kegalauan melihat minimnya literasi di Bali saat ini dan ditambah lagi dengan tidak begitu masifnya diadakan kegiatan Ayo Mengarang di sekolah-sekolah saat ini seperti yang terjadi beberapa tahun silam," ujarnya.
Kegiatan itu akan dilakukan secara rutin sehingga semakin banyak lahirnya buku-buku baru. (ART/ika)