Bangli, 8/4 (Atnews) --- Untuk kedua kalinya dalam sejarah Pemilu, Rumah Sakit Jiwa Bangli melaksanakan pemungutan suara bagi pasien yang dirawat pada pemilihan serentak.
Demi mematangkan proses pencoblosan dirumah sakit pengidap gangguan jiwa itu, KPUD Bangli yang didampingi Direktur RSJP I Dewa Gede Basudewa melaksanakan sosialisasi di aula RSJP Bali di Bangli Senin (08/04).
Sebanyak 72 pasien yang akan mengikuti pemilu 17 April 2019 nanti.
Menurut Direktur RSJP Bali I Dewa Gede Basudewa usai pelaksanaan sosialisasi mengatakan KPUD bersama RSJP Bali menyelenggarakan sosialisasi untuk pemilu 17 April 2019 tentang jumlah kartu suara dan cara mencoblos lebih detail kepada masing- masing yang sudah terdaftar dalam DPT dan DPTB di RSJ.
Untuk yang dari luar Bali hanya mendapatkan satu kartu untuk memilih Presiden,sedangkan diluar Bangli hanya mendapat tiga kartu sedang yang resmi sudah terdaftar disini mendapat lima buah kartu suara.
Ini penting buat mereka mengingatkan bahwa sebagai disalinitas memiliki hak yang sama dengan orang yang sehat, bahwa mereka tidak ada lagi hambatan mental dari para dokter
“Kita sudah lihat mereka sangat antusias, bertanya, mengkritisi secara detail seperrti orang normal walaupun ada yang nyeleneh, seperti waktu dan tahu haknya menjaga rahasia apa pilihannya”jelasnya.
Lebih lanjut Basudewa mengatakan dalam hal ini ODGJ sudah melaksanakan hak-hak disalinitas.Kalau dilihat dari catatan panjang kondisi gangguan jiwa sudah bisa dikendalikan dengan pengobatan sudah tertata dengan baik dalam satu bulan tidak akan muncul kambuh,.
Untuk penjoblosan bagi pasien ini ada di TPS 33 Kelurahan akan dilaksanakan di Gedung Diklat.
Mengingat sebelum pasien menyalurkan hak pilihnya , pihak dokter yang akan lebih dahulu memeriksa kondisi kejiwaan pasien Sampai hari ini sekitar 72 orang pasien.
Jika nanti dokter merekomendasikan pasien bisa memilih secara mandiri, maka akan diijinkan untuk memilih. Bila dipaksakan untuk memilih, sedangkan kondisi kejiwaannya tidak setabil, dikhawatirkan nanti pasien berbuat ulah.
"Yang berwenang memberikan rekomendasi adalah dokter-dokter yang ada diruangan,dari pengamatan yang nyata seperti sekarang ini rasanya semua akan berjalan lancar ,disini yang lebih tahu situasi dan kondisi pasien yang akan melakukan pencoblosan " ucapnya (Anggi/ika)