Karangasem, 11/4(Atnews) – Akses jalan keluar masuk Dusun Galih, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem rusak berat setelah diterjang aliran lahar hujan yang mengalir ditukad Galih beberapa waktu lalu.
Jalan ini merupakan jalan satu satunya yang ada didusun tersebut dipergunakan untuk akses anak – anak kesekolah dan menyambung tali perekonomian warga. Jika aliran banjir mengalir dari hulu, praktis Dusun Galih beserta 400 orang warganya menjadi terisolir.
Terlebih dengan status Gunung Agung saat ini masih berada dilevel III siaga membuat warga semakin khawatir jika suatu ketika terjadi hal darurat maka warga tidak akan bisa keluar untuk menyelamatkan diri mengingat wilayah Galih hanya berjarak sekitar 6 kilometer bahkan warganya pun ada ang tinggal diradius 4 kilometer dari puncak kawag Gunung Agung.
Prihatin dengan kondisi tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Karangasem, I Nengah Sumardi pagi ini, Rabu (10/04/2019) didampingi Kabag Humas, I Gede Waskita Suta Dewa bersama Kasi Pembangunan dan Pemeliharan jembatan Dinas PUPR Karangasem turun langsung untuk meninjau akses jalan tersebut.
Disana Sumardi bersama rombongan sempat melihat lihat situasi jalan yang tertutup material banjir ditemani oleh Kepala Dusun Galih I Wayan Lunga. “Ini merupakan jalan satu satunya untuk kami pergunakan keluar Dusun, harapan kami agar bisa dibautkan jembatan,” kata Lunga saat berbincang dengan Sumardi.
Sementara itu, setelah sempat melihat situasi, Kasi Pembangunan dan Pemeliharan jembatan Dinas PUPR Karangasem, I Ketut Suranata mengatakan bahwa jika dilihat dari situasi bentang sungai yang berjarak sekitar 40 meteran tentunya alternatifnya adalah dibuatkan jembatan. “Untuk kontruksi jembatan nanti kita akan kaji lebih lanjut,” ujarnya.
Setelah mendapat kajian awal dari pihak PUPR, Ketua DPRD, I Nengah Sumardi akan mengarahkan hasil kordinasi perencanan pembauatan jembatan menjadi skala prioritas. Menurutnya, mau tidak mau ini harus diperjuangkan mengingat 400 warga bisa terisolir dan sulit untuk diefakuasi mengingat Gunung Agung masih berada di level siaga yang artinya kemungkinan untuk terjadinya erupsi masih ada.
“Kami sebagai anggota Dewan, mana yang jadi prioritas itu yang kami dahulukan. Apalagi yang sifatnya mendesak maka itu yang harus kita amankan,” kata Sumardi.(art/ika)