Badung , 10/5 (atnews). Ni Nyoman Suryani dari Kubu Manyar Pipitan Desa Canggu Kecamatan Kuta Utara mengaku omzet usahanya dari pembuatan makanan camilan berupa rempeyek rata-rata Rp 500.000 per hari, dari usaha ini keuntungan bisa mencapai Rp 200.000 sehari.
Menurut suaminya I Nyoman Sukradana ini, usaha camilan berupa rempeyek digeluti sejak 12 tahun silam. Sampai saat ini pemasaran produk rempeyeknya menyebar di seluruh wilayah desa Canggu, bahkan juga ada dipasarkan keluar desa Canggu.
Menjawab pertanyaan mengenai harga jual rempeyek yang dibuatnya, kata Suryani sangat terjangkau hanya Rp 10.000 per bungkus dengan isi per Pak sebanyak 13 biji. Ditambahkan, proses pembuatan rempeyek selama ini dilakukannya secara sederhana. Bahan bakunya terdiri dari tepung beras dengan campuran kacang tanah, kedelai dan kacang merah dan tepung dihabiskannya sekitar 20 kg sehari.
"Rempeyek buatan saya ini dikenal enak karena renyah dan gurih. Sehingga selain cocok untuk camilan juga pas sebagai penambah menu makanan di meja makan," ucap Suryani sambil menambahkan, camilan rempeyek sampai saat ini peluang pemasarannya masih terbuka luas. Terlebih di Canggu banyak tumbuh usaha ekeonomi kecil maupun warung warga lokal. Belum lagi masuk ke pasar tradisional yang ada di sekitar wilayah desa Canggu.
Kendala yang dihadapi Jelas Suryani, adalah masalah modal. Pihaknya mengaku belum pernah menerima bantuan. Terutama untuk pengadaan bahan baku berupa kacang tanah, kecang merah dan kedalai yang harganya terus mengalami kenaikan. Belum lagi minyak goreng dan tepung beras di bulan puasa harganya merangkak naik. (Mur/ika).