Banner Bawah

Desa Adat Padang Bulia Meriahkan Hari Raya Nyepi Dengan Tradisi Meamuk-amukan 

Admin - atnews

2024-03-13
Bagikan :
Dokumentasi dari - Desa Adat Padang Bulia Meriahkan Hari Raya Nyepi Dengan Tradisi Meamuk-amukan 
Slider 1

Buleleng (Atnews) - Desa Adat Padang Bulia, yang terletak di Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali, kembali memeriahkan suasana jelang Hari Raya Nyepi dengan menggelar tradisi unik yang memukau, yaitu "Meamuk-amukan" atau perang api. 

Tradisi ini menjadi sorotan utama dalam rangkaian pengerupukan setelah upacara mecaru. Pada petang hari setelah upacara mecaru desa, warga dari berbagai kalangan, mulai dari yang muda hingga yang tua, berkumpul di pinggir jalan desa, siap melibatkan diri dalam tradisi meamuk-amukan yang penuh semangat dan keceriaan.

Sarana yang digunakan dalam tradisi ini sangat sederhana namun sarat dengan makna, yakni daun kelapa kering yang disusun dan diikat menyerupai sapu atau disebut dengan danyuh. Kemudian, dinyalakan dan diadu satu sama lain secara bersemangat.

Kelian Desa Adat Padangbulia, I Gusti Ketut Semara, menjelaskan bahwa Meamuk-amukan, atau yang juga dikenal sebagai mapuput, bukan hanya sekedar tradisi, melainkan memiliki makna filosofis yang mendalam. Salah satu tujuannya adalah untuk melepaskan amarah dan hawa nafsu yang mungkin muncul dalam diri setiap individu.

"Sebagai umat Hindu, kami melaksanakan catur Brata penyepian, dan meamuk-amukan adalah simbol dari upaya memadamkan api amarah yang ada di dalam diri kita sendiri," ujarnya.

Lebih lanjut, Gusti Ketut Semara menegaskan bahwa tradisi ini juga membawa makna kebersamaan dan nilai persaudaraan antar warga. "Tradisi Meamuk-amukan menjadi momen yang meriah dalam menyambut tahun baru Caka, diwarnai dengan kebersamaan dan sukacita," imbuhnya.

Salah seorang pemuda Yoga berbagi pengalamannya, Ia menyatakan bahwa tradisi ini telah turun-temurun dilaksanakan setiap malam pengerupukan. Dia berharap agar tradisi ini semakin dikenal oleh masyarakat luas.

"Saya sudah mengikuti mapuput dari kecil karena ini adalah bagian dari tradisi. Meskipun pernah mengalami cedera akibat terbakar sedikit, namun itu tidak sampai menyebabkan luka parah," ungkapnya.

Tradisi Meamuk-amukan di Desa Adat Padang Bulia tidak hanya menjadi bagian dari upacara menyambut Hari Raya Nyepi, tetapi juga merupakan warisan budaya yang memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan di tengah masyarakat desa yang penuh kegembiraan. (WAN)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Bali Dipastikan Bebas Internet Saat Nyepi

Terpopuler

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

DPRD Badung mengucapkan Hari Sumpah Pemuda

DPRD Badung mengucapkan Hari Sumpah Pemuda

Desa Wisata Pemuteran, Mengenang Sang Perintis AA Prana (alm) Seorang Social Entrepreuner

Desa Wisata Pemuteran, Mengenang Sang Perintis AA Prana (alm) Seorang Social Entrepreuner

Kenapa Umat Hindu Etnis Indonesia Tak Merayakan Diwali?

Kenapa Umat Hindu Etnis Indonesia Tak Merayakan Diwali?

Festival Bahari di Laut Bondalem, Keren dan Menyejarah

Festival Bahari di Laut Bondalem, Keren dan Menyejarah