Banner Bawah

Pemasangan Patung Rampung, Wisata Sejarah Monumen I Gusti Ngurah Rai Dukung Dewi Carangsari Badung

Admin - atnews

2024-05-10
Bagikan :
Dokumentasi dari - Pemasangan Patung Rampung, Wisata Sejarah Monumen I Gusti Ngurah Rai Dukung Dewi Carangsari Badung
Slider 1

Badung (Atnews) - I Gusti Ayu Inda Trimafo Yudha (Gek Inda), Cucu Pahlawan I Gusti Ngurah Rai mengharapkan pembangunan monumen perjuangan Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai di Desa Carangsari Petang Badung menjadi tempat wisata sejarah.

Monumen itu baru rampung, setelah berhasil melakukan pemasangan Patung I Gusti Ngurah Rai setinggi 2,05 meter dibuat dari bahan perunggu seberat 350 kg, dikerjakan oleh pematung I Gede Sarantika asal Mas Gianyar selama 4,5 bulan.

Kedatangan Patung I Gusti Ngurah Rai  disambut keluarga besar almarhum I Gusti Ngurah Rai serta warga diiringi bleganjur  di Desa Carangsari Badung, Rabu (8/5).

Acara itu dihadiri I Gusti Ngurah Gede Yudana (putra sulung Alm.) Ketua Yayasan Kebaktian Proklamasi, Penglingsir Puri Agung Carang Sari, Puri I Gusti Ngurah Rai serta menantu, cucu dan cicit I Gusti Ngurah Rai.

Monumen akan dilengkapi berbagai fasilitas ini berada di areal seluas dua hektar lebih dan berada tidak jauh dari Puri Carangsari tempat tinggal almarhum I Gusti Ngurah Rai.

Untuk patung Pahlawan Ngurah Rai menggunakan bahan perunggu seberat 350 kg yang didatangkan dari Jawa. “Tinggi patungnya saja 2,05 meter,” ujar seniman I Gede Sarantika asal Mas Gianyar yang dipercaya menggarap patung almarhum.

Menurut cucu almarhum, Gek Inda sebelum monumen ini didirikan sebenarnya di lokasi tersebut sudah berdiri candi I Gusti Ngurah Rai berbahan batu paras.

“Namun karena angin kencang candi tertimpa pohon sehingga mengalami kerusakan. Kejadian ini terjadi sampai dua kali. Setelah ditanyakan kepada orang suci dan hasil rembug keluarga besar disepakati membuat patung yang baru dengan bahan perunggu,” ungkap Gek Inda kepada awak media di Denpasar, Kamis (9/5) .

Selain mengganti patung dengan bahan perunggu, kawasan monumen ini juga diperluas dan dilengkapi sejumlah fasilitas. Selain fasilitas yang berkaitan erat dengan perjuangan almarhum Ngurah Rai, juga ada Sport Senter, UMKM Center, fasilitas tempat bermain anak juga lapangan.

Gek Inda berharap kehadiran monumen
bersejarah yang dibangun dengan tujuan memperingati perjuangan pahlawan I Gusti Ngurah Rai dengan laskarnya "Ciung Wanara" ini bisa jadi dan menungkatkan kunjungan wisata mengingat Carangsari selama ini banyak dikunjungi turis.

Menurut rencana, Monumen akan dipelaspas Juni ini. Pengerjaan monumen yang menelan biaya sekitar Rp 43 miliar ini mendapat bantuan dari Pemkab Badung

“Keberadaan Monumen juga akan memperindah kawasan, membangkitkan UMKM serta menambah pendapatan desa. Rencananya kawasan ini akan dikelola desa setempat melalui BUMDes,” tambah Kepala Desa Carangsari Made Sudana.

Menurut Sudana pengerjaan patung cukup lama mengingat figur hidup masa lalu sehingga beberapa kali ada revisi agar mendekati apa yang diharapkan.

Sebagaimana diketahui untuk mengenang jasa pahlawan I Gusti Ngurah Rai pemerintah juga memberi penghargaan pada mata uang rupiah 50.000, nama bandara internasional di Bali, Jalan Bypas dan nama KRI Ngurah Rai. Bahkan ada kampus hingga sekolah dinamai Ngurah Rai.

Untuk itu, fasilitas itu dapat mendukung Desa Wisata (Dewi) Carangsari yang telah berhasil meraih penghargaan Juara 1 Desa Wisata Terbaik Kategori Konten Kreatif pada Malam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.

Bahkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno pun sudah pernah berkunjung langsung ke Desa Carangsari.

“Jadi fasilitas ini juga akan mendukung keberadaan Desa Carangsari yang sebelumnya mendapat penghargaan terbaik sebagai Desa Wisata Terbaik Kategori Konten Kreatif,” tambah Gek Inda yang juga Anggota DPRD Badung yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia(APJI) Bali.
         
Ia juga  kembali terpilih sebagai Ketua DPD Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Bali mengatakan, Desa Wisata Carangsari kental akan Nuansa sejarahnya yang mana berfokus pada sejarah tokoh perjuangan NKRI jaman penjajahan Belanda yakni I Gusti Ngurah Rai mulai dari tempat kelahiranya, desanya, hingga monumennya yang kesemuanya menjadi satu daya tarik wisata yang unik, seni budaya Bali.

Desa Wisata Carangsari adalah salah satu Desa Wisata yang telah ditetapkan oleh Peraturan Bupati Badung No. 47 tahun 2010
Mulai dari tempat kelahiranya, desanya, hingga monumenya yang kesemuanya menjadi satu daya tarik wisata yang unik.

Ia juga mengungkakan, Desa Carangsari memiliki berbagai potensi wisata alam, wisata buatan dan wisata budaya serta aneka produk wisata edukasi dan kuliner.


Desa Wisata Carangsari masuk sebagai jalur wisata bersepeda dalam program bike tour yang diselenggarakan oleh berbagai usaha jasa pariwisata.

Termasuk sebagai daerah pertanian, Badung Utara, khususnya Petang tidak hanya kaya dengan kebun kopinya. Ada coklat, dari pola budidaya sampai pengolahan menjadi produk kemasan coklat siap santap, membuka peluang ekonomi bagi masyarakat.

Menariknya lagi, Carangsari sudah mampu penerapan tolerasi dan Bhineka Tunggal Ika (Unity in Diversity) dengan adanya Nyama Toko merupakan nama khusus yang diberikan masyarakan desa Carangsari kepada penduduk keturunan Tionghoa yang tinggal di Carangsari. Dari kata Nyama Toko ini maka kita tahu bahwa industri perdagangan pernah menggeliat di Desa Carangsari yang dengan pesat digeluti oleh warga keturunan China.

Bahkan ada pula Gereja untuk Umat Kristen sejak 1300-an dan ada Komunitas Islam ke Bali sudah mendatkan persetujuan dari para Penglingsir Carangsari.

Peninggalan budaya yang masih asli yakni Puri Agung Carangsari yang didirikan oleh Radja Kerajaan Payangan yang terakhir, dari Dinasti Patjoeng Prami, yang bergelar: Ida Tjokoratu Agung Patjoeng Gede Oka (I Goesti Ngoerah Patjoeng Gede Oka).

Pada desa tersebut, terdapat pula Monumen I Gusti Ngurah Rai, Napak Tilas Pataka/Panji-panji serta Surat Sakti Pahlawan Nasional Brigjen (Anumerta) I Gusti Ngurah Rai yang dilakukan sebagai serangkaian Hari Pahlawan dan Peringatan Puputan Margarana tiba di tempat Kelahiran Beliau yakni Desa Carangsari.

           
Desa Carangsari sangat kental dengan kebudayaan dan adat tradisinya salah satunya adalah Topeng Tugek Carangsari. Diciptakan pada tahun 1965, dan sangat terkenal pada tahun 1970 hingga di era 1980-an. Topeng Tugek Terus berkeliling tidak hanya di Bali, Tupeng Tugek bahkan tampil hingga Los Angeles, Amerika Serikat.
Di Tu Gex House Activity ini wisatawan juga bisa belajar seni tari topeng Tu Gex dan mengikuti berbagai aktivitas budaya lainnya.

Bahkan kehadiran Menparekraf Sandiaga Uno pun mencoba berlatih tarian agem tari Topeng Tu Gek yang merupakan tari khas Desa Wisata Carangsari. Tarian ini diciptakan dan dipopulerkan maestro tari topeng asal Carangsari I Gusti Ngurah Widya.

Selain itu, Sanggar Seni Ciung Wenara aktif dalam melestarikan budaya Bali yang seperti diketahui telah pentas di acara parade budaya seperti parade beleganjur dll dan saat ini sanggar seni Ciung Wenara sedang melakukan penggarapan tabuh dan tari maskot Desa Carangsari yakni Tari Satrianing Ciung Wanara Murti.

Sedangkan, Bokor Carangsari merupakan hasil karya dari seorang putra Carangsari I Ketut Tirtayasa yang memiliki kebutuhan khusus dari Banjar Beng Desa Adat Carangsari dengan memanfaatkan barang bekas ramah lingkungan. Wisatawan bisa belajar membuat bokor cantik dengan kreasi tersebut.

Wisatawan juga dapat menikmati Desa Wisata Carangsari memiliki wisata buatan yang sangat indah yang bisa anda kunjungi setiap saat.

Salah satunya Bali Elephant Camp Desa Carangsari, berkeliling hutan konservasi dari atas punggung gajah adalah pengalaman tak terlupakan.

Hewan tunggangan asli Sumatera ini, mengkonsumsi hasil kebun masyarakat Carangsari, dari rumput sampai buah musiman. Konsumsinya juga buah yang berkualitas, gajah tidak akan makan rumput atau buah berpestisida.

Alam Tirta Carangsari Rafting Carangsari
Bersepeda ke jantung Bali dengan tur di sepanjang jalan Desa Carangsari, dan melihat sekilas kehidupan sehari-hari dan budaya Bali yang semarak. Tur yang cocok untuk tamu dari segala usia dan kondisi fisik, meliputi kunjungan ke rumah tangga khas Bali, singgah di peringatan I Gusti Ngurah Rai, pahlawan nasional dan senama bandara Bali lahir di Carangsari.

Ayung River Rafting, dapat memberikan  petualangan arung jeram yang harus dilakukan di Bali saat  menuruni hutan tropis yang rimbun ke jantung Sungai Ayung. Setelah pengarahan keselamatan menyeluruh,  akan melewati pemandangan yang menakjubkan saat memotret jeram Kelas 2-3 yang mendebarkan di lingkungan yang luar biasa. (GAB/ART/001)
            
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Antiga Siapkan TOSS untuk Sampah Plastik

Terpopuler

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Undangan

Undangan

DPN PERADI SAI Mengangkat 64 Calon Advokat di Pengadilan Tinggi Denpasar, Diharapkan Advokat Baru Kuasi Teknologi

DPN PERADI SAI Mengangkat 64 Calon Advokat di Pengadilan Tinggi Denpasar, Diharapkan Advokat Baru Kuasi Teknologi

Desa Adat Kerobokan Raih Penghargaan MDA Kanti Kertha Bali Nugraha

Desa Adat Kerobokan Raih Penghargaan MDA Kanti Kertha Bali Nugraha

Pansus TRAP Tutup Amankila dan Alam Resort, Izin Bolong dan Melanggar Sempadan

Pansus TRAP Tutup Amankila dan Alam Resort, Izin Bolong dan Melanggar Sempadan