Tabanan (Atnews) — Politeknik Pariwisata Bali (Poltekpar Bali), melalui Program Studi Seni Kuliner, menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Desa Angseri, Kabupaten Tabanan, dengan fokus pada pengembangan produk kuliner lokal berbasis kecombrang dan rebung sebagai produk kuliner unggulan yang berdaya saing. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 10–11 April 2025, ini diikuti oleh 30 warga yang terdiri dari petani, pelaku UMKM, dan ibu rumah tangga.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Koordinator Program Studi Seni Kuliner, I Made Purwa Dana Atmaja, S.ST.Par., M.Pd., yang sekaligus menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dengan Pemerintah Desa Angseri sebagai bentuk komitmen kolaborasi jangka panjang dalam pengembangan potensi kuliner desa.
Selama dua hari pelaksanaan, peserta menerima materi tentang hygiene dan sanitasi, serta pengetahuan dasar bahan makanan pada hari pertama. Hari kedua diisi dengan praktik langsung pembuatan lima produk inovatif berbahan dasar kecombrang dan rebung, yakni Rempeyek Kecombrang, Sambal Bongkot Teri, Sambal Kecombrang Teri, Asinan Rebung, dan Kerupuk Rebung. Seluruh produk tersebut telah dirancang dengan desain kemasan dan label, dan diserahkan kepada desa sebagai prototipe oleh-oleh khas Angseri.
Kegiatan ini juga memperkenalkan penerapan green culinary skills yang mencakup efisiensi penggunaan bahan, pengelolaan limbah makanan (food waste management), dan pendekatan keberlanjutan dalam pengolahan makanan lokal.
Kepala Desa Angseri, I Nyoman Warnata, S.Sos., memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini. Ia menyatakan bahwa pelatihan semacam ini menjadi langkah awal yang penting dalam membentuk ikon kuliner desa yang memiliki daya saing dan nilai ekonomi.
Kegiatan ditutup oleh Ketua Jurusan Hospitaliti, I Made Rumadana, SE, M.Par., yang turut menandatangani Pakta Penyerahan Teknologi Tepat Guna kepada Desa Angseri sebagai simbol keberlanjutan kerja sama.
Berdasarkan hasil survei kepuasan, 95,7 persen peserta menyatakan sangat puas terhadap kegiatan ini dan menyarankan agar pelatihan serupa diadakan kembali dengan fokus pada pengemasan ramah lingkungan.
Melalui kegiatan ini, Poltekpar Bali menegaskan komitmennya sebagai institusi pendidikan vokasi yang tidak hanya mencetak lulusan, tetapi juga aktif mendampingi masyarakat dalam pengembangan inovasi berbasis lokal.
Program Studi Seni Kuliner bersama Poltekpar Bali berkomitmen untuk terus mendorong kemandirian pangan desa, inovasi kuliner berkelanjutan, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pendekatan edukatif yang aplikatif dan inklusif. (Z/ART/001)