Karangasem (Atnews) - Dodol merupakan salah satu jajanan wajib yang rutin dibuat oleh warga Selat Duda, Karangasem untuk dipergunakan sebagai sarana utama dalam upacara tahunan yaitu Aci Usabe Dalem yang akan berlangsung,6 Maret 2019.
Dalam proses pembuatan Dodol, seperti yang dituturkan I Nyoman Selamet, (46) salah satu warga Desa Duda Utara yang pagi ini, Kamis (21/02) menjelaskan, Proses pembuatan Dodol yakni dimulai dengan menunggu giliran untuk menggunakan wajan khusus terbuat dari besi berukuran besar yang dipergunakan sebagai wadah untuk memasak Dodol. "Karena tidak semua warga punya wajan tersebut, jadi biasanya banyak yang meminjam dan harus menunggu giliran untuk menggunkannya," ujarnya.
Setelah dapat giliran untuk menggunakan wajan, barulah beberapa bahan utama pembuatan Dodol disiapkan seperti buah kelapa tua, Ketan dan Gula Bali (Gula yang terbuat dari bahan dasar Tuak Manis hasil sadapan Pohon Enau). Untuk memenuhi kebutuhan upakara yang akan dipergunakan, biasanya dalam sekali adonan Dodol, Selamet menggunakan Buah Kelapa tua sebanyak 15 biji, Ketan Dua Kilogram dan Gula Bali satu bungkul jika dihitung beratnya sekitar 2,5 kilogram.
Setelah bahan bahan lengkap, Kelapa lantas dibelah untuk diambil dagingnya kemudian diparut dan diambil santannya saja. Setalah santan siap, tahapan berikutnya, Gula Bali yang sudah disiapkan dicairkan. Setelah cair lalu dicampur dengan santan. Santan yang sudah tercampur dengan Gula ini kemudian dituangkan kedalam wajan dan dimasak selama 5 jam. Dalam tahapan ini, santan tidak boleh dimasak menggunakan api yang terlalu besar dan tidak boleh diaduk.
Sambil menunggu, Ketan yang sudah dipersiapkan kemudian dihaluskan terlebihdahulu. Setelah menjadi tepung ketan, santan yang dimasak selama 5 jam tersebut sekitar seperempatnya lalu didinginkan dan dicampur deangan tepung ketan. Setelah tepung tercampur merata dengan santan barulah tahapan selanjutnya dilakukan.
Sisa santan yang masih didalam wajan kembali dimasak. Setelah santan kembali mendidih, secara perlahan adonan santen yang dicampur dengan tepung ketan tersebut kemudian dituang sedikit demi sedikit hingga habis. Didalam tahapan ini adonan akan kembali dimasak selama 5 jam dengan api yang digunkan tidak boleh besar ataupun terlalu kecil serta adonan harus terus diaduk.
Setelah beberapa jam, adonan akan mulai mengental, frewkensi adukan pun harus semakin kencang dilakukan tujuannya untuk menghindari endapan dibawah wajan. Setelah 3 jam dimasak maka akan timbul gelembung gelembung besar serta warna adonan menjadi kecoklatan.
Nah sambil menunggu Dodol matang, sudah menjadi kebiasaan membuat bubur tepung beras yang nantinya dipergunakan untuk ngejot. Ngejot sendiri cukup unik, dimana wadah yang dipergunakan yaitu pelepah pisang. Pelepah pisang ini dipotong potong dengan panjang sekitar 30 cm. Diatas pelepah pisang kemudian ditaruh bubur tepung yang berwarna putih kemudian disampingnya diisi dengan dodol. Inilah yang nantinya akan dijot atau dibagikan kepada tetangganya.
Setelah melewati proses memasak yang cukup melelahkan, Dodol yang sudah matang kemudian disimpan kedalam wadah dan didiamkan selama 48 jam. Setelah itu barulah proses pembungkusan dilakukan sesuai dengan keperluan upakara. "Sebelum dikaput (bungkus) dodol biasanya didiamkan selama dua hari, tujuannya agar teksturnya mudah untuk dibungkus," kata Selamet. (GD/ika)