BPBD Bali Tidak Pernah Libur Wujudkan Budaya Sadar Bencana

Bekerja, bekerja, bekerja tanpa menghitung untung atau rugi, itulah sikap mental yang harus dimiliki seorang petugas/organisasi sosial kemanusiaan.

Mereka yang ada di lingkaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali dan organisasi lainnya tampaknya tidak pernah libur sebagai mana dituturkan di bawah ini.

Hari ini Sabtu 20 April 2019 Jam 09.45 - 09.55 Wita, bertempat di Ruang Kerja Kalaksa BPBD Provinsi Bali, berlangsung pertemuan singkat hanya 10 menit. Perwakilan PASEBAYA Agung dalam hal ini Jero Mangku Sugata, menyampaikan /menyerahkan permohonan tertulis berupa proposal dari Pasemetonan Jagabaya (PASEBAYA) Gunung Agung dalam rangka pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Agung. 

Hal ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan singkat antara Ketua Pasebaya Bapak Gede Pawana dengan Deputi Logistik & Peralatan (Logpal) BNPB Bapak Rudi Phadmanto beberapa waktu lalu di Kantor BPBD Bali Jalan D.I. Panjaitan No. 6 Renon Denpasar Bali.

Hari ini saya menerima perwakilan dari Pasebaya yang menyampaikan dokumen/proposal permohonan kepada BNPB. Sesuai penjelasan lisan Pak Deputi saat itu, bahwa bantuan peralatan dari BNPB tidak dimungkinkan langsung kepada obyek (masyarakat) tetapi mesti melalui BPBD, oleh karena itu BPBD Provinsi Bali akan memfasilitasi dan menjembatani. 

Sejak dibentuk yang diinisiasi oleh BNPB di tahun 2017 silam, Pasebaya mengemban tugas mulia yakni amanah Hyang Giri Tohlangkir, membangun dan menjaga kesiapsiagaan di tengah-tengah masyarakat, yang dilakukan dengan edukasi secara rutin dan berkelanjutan lewat komunikasi radio yang secara luas dapat diakses oleh masyarakat lingkar 28 desa terdampak erupsi, dan juga masyarakat umum.

Memang pernah menerima bantuan peralatan berupa radio komunikasi, tetapi tentu seiring perjalanan waktu, disamping telah melewati masa waktu juga beberapa alat mengalami kerusakan, oleh karena itu Pasebaya kembali mengajukan permohonan kepada Pemerintah Pusat melalui BPBD Provinsi Bali.

Surat / Proposal kami sudah terima, untuk kami proses dan tindak lanjuti ke Deputi Logpal BNPB, kita semua berharap agar para relawan (termasuk Pasebaya) mendapat perhatian serius dari Pemerintah, mengingat relawan memiliki peran penting, tidak hanya dalam upaya edukasi masyarakat tetapi seperti contoh saat erupsi Gunung Agung tahun 2017 silam, Pasebaya ikut serta melakukan evakuasi bersama-sama petugas BPBD dan unsur lainnya.

Kami tidak diam bahkan tidak pernah libur, lihat saja kalender BPBD tidak ada tanggal merah, semuanya hitam. Itu artinya kami selalu SIAP SIAGA, hari ini Sabtu merupakan kegiatan rutin BSB-TC (Bali Siaga Bencana Tennis Club) melakukan latihan rutin untuk kesehatan dan kebugaran fisik dalam melaksanakan tugas kemanusiaan, semangat tangguh harus diwujudkan dengan sehat fisik personil BPBD. Dan besok hari Minggu kami berkumpul dan membaur dengan Manajemen ITDC Nusa Dua dalam rangka persiapan Driil Kesiapsiagaan sebagai rangkaian HKB (Hari Kesiapsiagaan Bencana) tahun 2019.

Pada kesempatan yang baik ini, saya mengajak kepada semua pihak, mari ikut serta berpartisipasi dalam pelaksanaan HKB tanggal 26 April 2019, dengan melakukan simulasi atau gladi evakuasi bencana mandiri di tempat masing-masing, mulai rumah tempat tinggal, kantor pemerintah dan swasta, sekolah, hotel-hotel, lembaga serta dunia usaha. 

Mari kita sukseskan HKB tahun 2019, siap untuk selamat, kita jaga alam dan alam jaga kita, mari wujudkan budaya sadar bencana. (rtn/4/ika)