Prananda Prabowo Tokoh kunci Kemenangan Jokowi di Bali

Denpasar, 16/5 (Atnews) - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bali Wayan Koster mengatakan, kemenangan pasangan Jokowi-Ma’aruf Amin unggul di 21 provinsi.

“Provinsi Bali  mencatat kemenangan fantastis 91,68 persen serta tingkat partisipasi pemilih 82 persen,” kata Koster di Denpasar, Minggu (16/6).

Tak bisa disangkal bahwa Pilpres dan Pileg 2019 menorehkan sejarah manis bagi PDIP Bali, termasuk kemenangan dirinya dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2018.

Partai yang memiliki akar historis panjang di Pulau Dewata tersebut menuai kemenangan besar dalam pemilihan umum serentak yang pertama dalam perjalanan demokrasi republik ini. 

Dalam Pileg, PDIP Bali menang telak dengan selisih hampir satu juta suara dibandingkan Partai Golkar yang berada di posisi kedua. Kemenangan telak itu memastikan PDIP Bali mengunci 6 dari 9 kursi DPR RI di Senayan, kenaikan dua kursi dibandingkan Pileg 2014. 

Kemenangan telak itu makin manis karena PDIP merebut posisi mayoritas di semua DPRD di sembilan daerah tingkat dua di Bali, termasuk di Klungkung dan Karangasem. 

Dua daerah itu sebelumnya adalah kandang Gerindra dan Golkar. Dalam Pileg 2019, Bali pun kembali “metal” (merah total). 

Kemenangan besar ini tentunya tidak lepas dari kerja keras kader-kader PDIP di bawah komando

Mantan legislator DPR yang kini menjabat Gubernur Bali itu sedari awal sudah bergerak cepat melakukan konsolidasi ke akar rumput.

Slogan “Satu Jalur, Satu Komando” yang digaungkan Koster dan elit-elit PDIP Bali menjadi “teriakan perang” yang secara psikologis berhasil mengikat dan meneguhkan solidaritas para kader. 

Slogan itu mengingatkan bahwa keberhasilan dalam menjadikan kader PDIP sebagai presiden, gubernur, bupati, dan kekuatan mayoritas di legislatif akan menciptakan satu jalur pemerintahan yang efektif.

Kemenangan telak PDIP Bali ini tidak membuat Koster dan para kadernya besar kepala ataupun jumawa. 

Bahkan politisi kelahiran Sembiran ini dengan rendah hati mengakui bahwa makin besarnya pengaruh PDIP di Bali sangat banyak dipengaruhi oleh peran seorang tokoh muda PDIP. 

Dijelaskan, kemenangan itu tidak terlepas dari pendampingan Ketua DPP PDIP Bidang Ekonomi Kreatif Prananda Prabowo yang dikenal Mas Nanan.

Kinerjanya begitu gesit dan pengetahuannya yang mendalam tentang ajaran dan pidato-pidato Bung Karno membuatnya menjadi mata air rujukan bagi para pemikir PDIP, termasuk Ibunda-nya sendiri (Megawati Soekarnoputri yang menjabat sebagai Ketum PDIP).

“Nanan adalah sparring partner diskusi bagi Megawati,” ujarnya.

Untuk itu, pihaknya menilai Nanan sebagai sosok yang tidak hanya dihormati tetapi juga disayangi Soekarnoputri, sekaligus penulis utama pidato-pidatonya.

Namun luar jajaran kader PDIP, tidak banyak yang mengenal sosoknya. 

Oleh karena memang pribadi yang pendiam dan tidak suka publikasi.

Nanan memilih bekerja dalam hening, berkeliling ke berbagai kota di Indonesia untuk merawat “pohon” ideologis Marhaen partai yang benihnya dulu disemai oleh sang Kakek (Soekarno). 

Sosoknya itupun, dikagumi oleh Sekretaris DPD PDI Perjuangan Bali dan Wakil Walikota Denpasar, IGN Jayanegara dan Ketua DPC PDI Perjuangan Gianyar Agus Mahayastra yang juga Bupati Gianyar. (ART/02).