Afternoon Tea Pariwisata, PHRI Pertanyakan RIPDA Karangasem 

Karangasem,  30/11 (Atnews)  - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karangasem menggelar Afternoon Tea Pariwisata untuk evaluasi kepariwisatan secara menyeluruh di Karangasem, Jumat (29/11).

Upaya itu dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan Karangasem serta membahas terkait dengan penataan DTW, strategi pemasaran digital dan juga Isu-isu strategis tentang kepariwisataan.

Hal itu diungkapkan Kadis Pariwisata I Ketut Sedana Merta sehingga pendapatan asli daerah (PAD) semakin meningkat.

Kegiatan itu diselenggarakan kembali setelah sempat non aktif, tahun mendatang akan dijadwalkan pada bulan Februari, Juni dan November.

Sementara itu,  Ketua BPC PHRI Karangasem Wayan Kariasa mempertanyakan mengenai Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPDA)  Karangasem yang mana sebagai dasar daripada pembangungan dan arah pariwisata.

Hal itu diimplementasikan dengan pembentukan daripada  Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) sehingga memiliki arah dan dasar yang jelas dalam promosi pariwsiata yang melibatkan para steakholder.

Disamping itu, pihaknya juga menyampaikan beragam permalahan pariwisata lainnya yakni maraknya ATM Skimming yang terjadi di daerah – daerah Pariwisata seperti di Canddiasa.

"Kejahatan itu membawa dampak buruk dan kecemasan wisatawan dan masyarakat," ujarnya.

Banyaknya truk – truk yang tanpa muat serta angkutan lainnya mereka ngebut di daerah – daerah pariwisata sepert Candidasa, Tulamben, dan daerah lainnya.

Untuk itu,  perlunya dipasang paving atau sejenisnya di jalan raya pariwisata untuk memperlambat kecepatan pengendara serta memasang cros/ rambu penyembrangan di jalan yang cukup di daerah pariwisata, sehigga ada kenyamanan buat para penyebrang jalan.

Disorot juga, pohon perindang yang mengganggu daripada lampu – lampu penerangan jalan sehingga tidak mampu menerangi jalan raya, serta pemangkasan terhadap pohon yang rawan tumbang menjelah musim hujan.

Memperhatikan dan menebang atau pemangkasan pohon-pohon pingir jalan yang rawan tumbang seperti di Blong dan Pangitebel Manggis serta di daerah lain ada pohon kelapa dan pohon lainnya yang pohonnya melintang di atas jalan raya sehingga rawan mencederai pengendara apalagi wisatawan.

Sisi kebersihan,  sampah plastik di daerah – daerah pariwisata yang sangat banyak dan perlu dukungan dari Pemda dalam hal menempatkan tenaga kebersihan untuk membersihkan areal umum seperti di Pasar senggol Candidasa, Publik area, Amed, Tulamben, diluar daripada tanggungjawab para pengusaha.

Begitu juga kurangnya armada angkutan sampah di daerah Padangbai sehingga sering sampah meluber tidak ada yang angkut yang mana armada hanya untuk angkut sampah perumahan / penduduk saja, sehingga perlu solusi hal tersebut, serta untuk daerah Amed, dan Sidemen.

Adanya penataan pintu masuk dan keluar daerah seperti di Padangbai untuk dapat dibuatkan Lounge/tempat istrihat yang layak untuk para wisatawan yang akan ke, dan, dari Gili/ Lombok sehigga memiliki kesan baik dan menjadi tempat promosi kepada para wisatawan tentang DTW dan fasilitas pariwisata Karangasem.

Upaya itu  meningkatkan hunian di daerah Karangasem bukan hanya menjadi daerah transit. (ART)