Denpasar (Atnews) - Sannyasi Masyarakat Inetrnasional Kesadaran Krisna atau International Society for Krishna Consciousness Bhakti Madurya Govinda Svami mengatakan, pernikahan sebagai salah satu proses penyucian (samakara).
Sejatinya menikah untuk melahirkan anak yang baik (suputra) sebagai penyembah Tuhan Yang Maha Esa bukan menikmati keinginan material (nafsu).
“Pernikahan dalam zaman moderen tantangannya begitu berat akibat pengaruh lingkungan,” kata Madurya Govinda Svami ketika upacara pernikahan Mahadri Dhrik dengan Putu Shanti Purnama Dewi di Denpasar, Minggu (10/1).
Ia mengharapkan, hubungan harmonis agar tetap dijaga dalam berkeluarga dalam menghindari perceraian.
Dengan menjaga komunikasi dan berbagi bersifat terbuka serta tidak ada hal yang disembunyikan.
Kehidupan berkeluarga tidak sederhana, banyak hal yang perlu dipertimbangkan.
Selain menyiapkan waktu yang berkualitas buat anak, sisi finansial juga harus dipaersiapkan.
Namun dalam bersamaan, kesadaran terhadap Tuhan Yang Maha Esa tetap terjaga.
Pada kesempatan itu, pihaknya meminta agar tetap meletarikan budaya Bali karena kental dan nampak dengan kebudayaan Veda.
Sejatinya Indonesia bagian dari Bharatavarsa yang kini dikenal dengan India.
“Untuk itu, Bali khususnya masih banyak mewarisi budaya Veda ditandai dengan banyak patung ditemui seperti Krishna, Arjuna, Bima dan lainnya,” ujarnya. (ART*)