Denpasar (Atnews) - Sekretaris Daerah (Setda) Bali Dewa Made Indra meminta agar perbedaan tidak menjadi momok yang memecah belah kebersamaan di Bali.
Seharusnya dilakukan bersama, bukan membangun tembok-tembok pemisah, tetapi bersama-sama harus membangun jembatan jembatan penghubung antara perbedaan satu sama yang lain.
Hal ini diungkapkan dalam sambutannya mewakili Gubernur Bali dalam Perayaan Imlek 2570 yang diselenggarakan Pehimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Bali di Gedung Ksirarnawa, sabtu (23/2).
Pada kesempatan itu, dirangkaikan dengan “Deklarasi Memasyarakatkan Senam AW S3 di Bali” sekaligus perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-2 INTI Klub Bali Sehat (IKBS).
Menurutnya, suasana damai dan harmonis terus dijaga agar kehidupan masyarakat berjalan dengan baik, apalagi sebagai daerah pariwisata.
Untuk itu, usaha itu diperkuat tidak adanya catatan buruk yang dimiliki Bali dalam hidup berdampingan antaragama, khususnya dalam hal menjaga keharmonisan ditengah perbedaan.
"Keharmonisan inilah yang perlu dijaga, dan jangan pernah membuat jarak yang semakin jauh di antara kita di Bali, agar kebersamaan ini dapat berjalan dengan baik", imbuh Dewa Indra lagi.
Bahkan keharmonisan yang nyata dapat kita rasakan dalam akulturasi budaya yang semua bisa bersama-sama menyaksikan bagaimana produk budaya Tionghoa dan Bali bisa bersanding bersama. Sehingga tidak ada persaingan satu sama yang lain dan ini merupakan modal yang sangat baik untuk sebuah kehidupan bersama menatap masa depan di Pulau Bali.
Selain itu terdapat beberapa tempat pemujaan yang juga berdampingan utuh sampai saat ini.
Ketua INTI Bali Sudiarta Indrajaya menambahkan, pihaknya mengangkat tema "Membangun Harmoni dan Kebersamaan untuk Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Bangsa" tentunya mempunyai makna yang sangat besar dan diharapkan menjadi perekat bangsa yang nantinya dapat mencerdaskan kehidupan bermasyarakat sekaligus meningkatkan karakter sumber daya manusia.
Merayakan hari Imlek merupakan salah satu ekspresi dari cara untuk saling menghargai dan memaknai perbedaan itu, dan perayaan Imlek ini adalah bagian terpenting dimana bisa menempatkan diri sebagai individu yang sosial dan tidak merasa sebagai orang Bali keturunan A, sebagai orang Bali keturunan keturunan C dan lain sebagainya, tetapi kita semua berada di tempat ini untuk merayakan hari Imlek 2570 secara bersama-sama, dalam rangka menumbuhkan perasaan-perasaan optimis bersaudara.
Untuk menuju perjalanan ke depan bukan tidak mungkin muncul perbedaan karena situasi politik dan situasi perekonomian bisa saja mengantarkan kita ke dalam perbedaan-perbedaan, dan kalau kita tidak kelola dengan baik maka akan menimbulkan sumber-sumber perpecahan.
Untuk itu, para ketua tokoh-tokoh dari INTI Bali dan juga tokoh-tokoh kita dari Bali diharapkan semuanya bisa bersinergi untuk mencegah potensi-potensi konflik itu agar tidak berkembang menjadi eskalasi yang lebih luas. Kita semua sudah memahami itu dan dalam pengalaman hidup bersama semuanya memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosi agar lebih baik. (ART/R/ika)